Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MTI: Sepeda Motor Sebaiknya Tak Lewati Jalan Utama

Masyarakat Transportasi Indonesia menilai sepeda motor sebaiknya dilarang melintas di seluruh jalan utama di dalam kota.
Sepeda motor penuhi jalan-jalan utama di Ibu Kota/Ilustrasi
Sepeda motor penuhi jalan-jalan utama di Ibu Kota/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia menilai sepeda motor sebaiknya dilarang melintas di seluruh jalan utama di dalam kota.

Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkapkan, Indonesia seharusnya mampu bersikap tegas untuk melarang sepeda motor melintasi jalan-jalan utama di dalam kota.

“Di negara produsen sepeda motor seperti Jepang dan China, melarang tegas sepeda motor bersliweran di jalan-jalan utama dalam kota,” kata Djoko, Jakarta, Kamis (21/4/2016).

Dia menambahkan, langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarat yang akan melarang sepeda motor melintas di Jl. Sudirman dan MH Thamrin sebenarnya dapat dilakukan di seluruh jalan protokol di Jakarta. Menurutnya, untuk itu pemerintah daerah dapat melakukannya secara bertahap.

Terkait dengan sepeda motor, dia menuturkan, pemerintah saat ini terlalu memberikan ruang dan peluang yang cukup besar bagi masyarakat untuk bergerak dengan sepeda motor. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat dengan mudah dan murah memiliki sepeda motor.

Besarnya ruang gerak masyarakat dalam menggunakan sepeda motor, dan mudah serta murahnya mendapatkan kendaraan beroda dua tersbeut telah membuat beberapa individu melakukan perubahan pada kendaraannya. Mereka, dia menuturkan, meningkatkan kemampuan sepeda motor untuk bergerak lebih cepat.

Oleh karena itu, meskipun sepeda motor tersebut menggunakan istilah sepeda motor bebek. Namun, kecepatannya seperti sepeda motor balap. “Dampak dari kebijakan sepeda motor yang sudah berlebihan tersebut adalah muncul aksi balap liar di semua wilayah Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan kondisi tersebut telah membuat angka kecelakaan terus meningkat, dan sulit untuk diturunkan. Menurutnya, sepeda motor saat ini menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan tersebut, yakni kisaran 75%-80% dari total.

Korban kecelakaan, dia mengatakan, setiap harinya mencapai lebih dari 80 orang meninggal di jalanan atau lebih banyak dari rata-rata jumlah pengemudi sepeda motor yang hanya mencapai 65 orang.

Tidak hanya berkontribusi terhadap angka kecelakaan, sepeda motor juga telah berperan dalam menambah kesemrwautan lalu lintas lantaran sulit untuk diatur. Dia mengatakan, penggunaan sepeda motor juga saat ini tidak hanya terbatas pada para karyawan.

Para pelajar saat ini juga telah menggunakan sepeda motor, bahkan hingga membuat halaman sekolah dipenuhi oleh motor.

Mengatasi kondisi-kondisi tersebut, dia menilai, pemerintah – terkait dengan tingginya angka kecelakaan – menurunkan cc kendaraan roda dua. Kemudian terkait dengan banyaknya sepeda motor yang ada di jalanan, pemerintah harus menghilangkan sistem uang muka. “Jangan karena alasan peningkatan devisa, lantas rakyat dikorbankan,” tambahnya.

Terkait dengan pelarangan sepeda motor melintasi Jalan Sudirman dan MH Thamrin, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah beberapa waktu lalu mengatakan hal tersebut guna mengurangi kemacetan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper