Bisnis.com, JAKARTA - Wilmar International berkomitmen untuk mengatasi masalah pasokan ilegal dengan melakukan sejumlah pendekatan di antaranya dengan pendekatan lanskap dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Melalui keterangan resminya, Wilmar menyatakan pendekatan lanskap merupakan langkah solusi terbaik karena melibatkan pemerintah lokal untuk berkolaborasi. Perusahaan itu juga menyatakan untuk mengatasi masalah deforestasi dan ilegalitas, menyaratkan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan.
"Termasuk pemerintah dan masyarakat sipil," kata Wilmar dalam keterangannya menanggapi Laporan terbaru Eyes on the Forests (EoF) yang dikutip Senin (18/4/2016).
Wilmar juga akan berhubungan kembali dengan para suplier CPO yang ada dalam laporan itu, untuk menegaskan kembali aturan Wilmar soal ilegalitas. Selain itu, sambungnya, pihaknya juga akan melakukan audit lapangan.
Sebelumnya, laporan penyelidikan Eyes on the Forest (EoF) menemukan bagaimana empat perusahaan global sawit yang beroperasi di Sumatra itu diduga melakukan bisnisnya di kawasan ilegal milik negara.
EoF menemukan bahwa truk pengangkut tandan buah segar (TBS) ilegal menempuh jarak hingga 128 km dan menghabiskan 5 hari di perjalanan, cukup jauh untuk mencapai puluhan pabrik CPO.
Hasil analisis menemukan hampir seluruh pabrik CPO di Sumatra berisiko membeli buah sawit secara ilegal atau tercemar karena ditanam di area deforestasi.