Bisnis.com, JAKARTA - Laporan penyelidikan Eyes on the Forest (EoF) menemukan bagaimana empat perusahaan global sawit di Sumatra diduga melakukan bisnisnya di kawasan ilegal milik negara. Laporan ini juga menyebutkan insiden masuknya Tandan Buah Segar (TBS) ilegal dalam rantai pasokan Asian Agri.
Ignatius Purnomo, Head of Corporate Communications Royal Golden Eagle Indonesia (RGEI)--induk perusahaan Asian Agri, mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi lebih dari setahun yang lalu, antara Januari dan April 2015.
"Menyangkut pelanggaran itu dan berdasarkan investigasi yang kami lakukan, kami segera menghentikan kontrak dengan pemasok yang melanggar ketentuan pada Juni 2015," ujar Purnomo dalam keterangan persnya, Kamis (14/4/2016).
Dia menanggapi berita berjudul WWF INDONESIA: Laporan Terbaru Ungkap Pasokan Ilegal Sawit Di Sumatra
Purnomo menyatakan Asian Agri menerapkan kebijakan tegas untuk pembelian TBS yang harus dipatuhi oleh seluruh pemasok, dan berkomitmen mendorong agar rantai pasokan tidak terkontaminasi sumber pasokan ilegal dan bebas dari praktik-praktik yang tidak bertanggungjawab.
"Kami tidak ragu-ragu untuk menghentikan perdagangan dengan para pemasok yang melanggar ketentuan dan tidak kooperatif," ujarnya.
Asian Agri menekankan upaya bersama dengan para pemasok dan pemangku kepentingan terkait untuk mendapatkan solusi praktis dalam menghadapi isu rantai pasokan yang kompleks.
Asian Agri juga berperan aktif untuk melakukan perubahan yang lebih baik di industri kelapa sawit bersama-sama dengan semua pemangku kepentingan termasuk masyarakat, LSM dan Pemerintah Indonesia.
"Kemitraan kami dengan 29.000 petani menunjukkan komitmen kuat untuk memampukan para petani meningkatkan praktik perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memperluas akses pasar melalui sertifikasi nasional maupun internasional," katanya.
Pasokan TBS Asian Agri
Kebijakan pasokan TBS Asian Agri menegaskan pentingnya untuk melacak asal usul dari TBS, dan telah menjalankan prosedur yang dibuat untuk mencapai hal tersebut.
Asian Agri telah membuat kebijakan bagi pabrik untuk hanya menerima TBS dari sumber yang legal, di mana pabrik tersebut diwajibkan untuk:
- Melaksanakan Prosedur Standar Operasional untuk hanya memasok TBS legal dari petani dan pemasok buah luar.
- Membuat kewajiban untuk petani dan pemasok untuk menandatangani surat pernyataan atas komitmen mereka untuk memasok kami hanya dengan TBS yang legal
- Memasang papan pengumuman di gerbang pabrik yang menyatakan bahwa “Kami hanya menerima TBS legal”
- Mendorong / meminta petani dan pemasok untuk mengurus dan mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan (STD-B) sebagai bukti legalitas lahan mereka.
- Melakukan verifikasi dengan melakukan kunjungan ke lokasi lahan petani dan sumber lahan TBS yang dipasok oleh mereka.
- Mengalokasikan kuota untuk petani dan pemasok TBS berdasarkan estimasi potensi dari produktivitas lahan mereka.
- Membentuk tim untuk melakukan pengecekan jika ada laporan terkait pasokan ilegal untuk memverifikasi situasi riil di lapangan, dan jika diperlukan, menghentikan suplai buah jika terbukti illegal.
Program Pemetaan Petani
Di awal 2015, Asian Agri memulai strategi baru kami untuk mengidentifikasi sumber dari seluruh FFB yang masuk ke dalam rantai pasok dengan melakukan pemetaan lahan yang dimiliki oleh petani.
Di awal 2015, Asian Agri memulai proses untuk melacak zona pemasok dari seluruh pabrik. Pabrik dan kebun Asian Agri dimasukkan sampel yang diambil untuk menunjukkan itikad memberi contoh dan memastikan bahwa seluruh TBS yang masuk pabrik adalah legal dan dipasok secara berkelanjutan.
Asian Agri memiliki komitmen untuk melacak seluruh sumber TBS. Namun, disadari bahwa perusahaan tidak dapat mencapai transformasi yang diperlukan di dalam rantai pasok kami melalui strategi yang hanya difokuskan kepada pelacakan setiap pemasok.
Melalui pendekatan Aggregator Refinery Transformation (ART) dan landscape, Asian Agri memfokuskan strategi di area yang rentan dan menargetkan para pemasok yang memiliki risiko tinggi.
Asian Agri memiliki tujuan menyelesaikan dua masalah secara bersamaan, yakni pemasok yang bermasalah sekaligus mencari cara untuk melindungi area perluasan dan area hutan serta gambut lainnya yang belum dikembangkan namun memiliki potensi untuk dapat dirambah.
Perjalanan dengan Petani
Dia mengatakan Asian Agri sebagai salah satu perusahaan produsen minyak kelapa sawit menyadari pentingnya pengelolaan kebun sawit yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kami bermitra dengan 29.000 petani dan mengelola sekitar 60.000 ha dari perkebunan sawit yang berada di bawah kemitraan antara perusahaan dan petani dengan skema inti-plasma. Kemitraan ini telah berlangsung selama lebih dari 29 tahun dan merupakan salah satu skema kemitraan inti-plasma terbesar di industri sawit ini."
Asian Agri bermitra dengan para petani untuk menerapkan praktik terbaik perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta mendorong memperoleh sertifikasi yang akan meningkatkan daya saing dan kesejahteraan mereka.
Untuk memastikan praktik kelapa sawit yang berkelanjutan, Asian Agri mendampingi para petani binaannya untuk memperoleh sertifikasi dalam industri kelapa sawit.