Bisnis.com, BANDUNG - Kadin Kabupaten Bandung mengungkapkan harga tanah di sekitar proyek jalan tol Soreang-Pasirkoja sudah tidak lagi rasional bagi investor, karena sudah naik berkali lipat.
Ketua Kadin Kabupaten Bandung Ferry Sandiana mengatakan harga tanah yang sudah melambung tinggi membuat para investor kesulitan mencari lahan untuk mengembangkan bisnisnya.
Saat ini, sejumlah calon investor yang tertarik mengembangkan usaha di sektor pariwisata, terutama perhotelan, kesulitan mencari lahan dengan harga wajar.
"Cukup banyak investor yang tertarik di bisnis pariwisata dan hotel, apalagi dengan adanya tol Soroja menjadi magnet bagi pengusaha. Masalahnya harga lahan tiba-tiba melambung," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/4/2016).
Dia menyebutkan dampak pembangunan proyek jalan tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) membuat harga tanah di sekitar Soreang, Kutawaringin, dan Katapang melonjak drastis.
Bahkan, harga tanah menuju ke sejumlah objek wisata Ciwidey juga naik drastis mencapai Rp2 juta per meter persegi. Beberapa tahun lalu harga tanah jalan raya seperti Pasirjambu masih sekitar Rp5 juta per tumbak atau 14 meter persegi.
Meski demikian, pihaknya menilai kehadiran jalan tol Soroja juga mendongkrak minat para wisatawan berkunjung ke berbagai objek wisata di Ciwidey maupun Rancabali, sebagai daya tarik tersendiri bagi investor untuk membuka berbagai usaha di sektor pariwisata. "Kalau dulu lewat Kopo macet. Sekarang, perkembangan wilayah Bandung Selatan jadi lebih menarik," ujarnya.
Agar perkembangan pariwisata tersebut bisa dinikmati kalangan pelaku usaha kecil dan menengah, pihaknya mendorong agar Pemkab Bandung menyiapkan showcase khusus bagi produk kreatif seperti di rest area Tol Soroja.
Upaya tersebut diharapkan akan mendongkrak pemasaran produk UKM, atau setidaknya semakin mudah bagi para investor dan wisatawan mengenal berbagai potensi Kabupaten Bandung.
"Kadin sudah sering bawa calon investor dari luar. Sejauh ini, produk-produk UKM memang sudah dipromosikan lewat Internet. Tapi, cara itu saja belum cukup," ujarnya.
Sementara itu, kalangan dunia usaha di Jawa Barat mendorong Pemkab Bandung untuk memetakan kembali kawasan industri di sekitar lintasan Tol Soroja.
Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja mengatakan saat ini kawasan industri padat karya di wilayah Majalaya sudah terlalu jenuh mengingat banjir yang selalu menyergap kawasan itu. Jadi, Pemerintah Kabupaten Bandung didorong agar adanya Tol Soroja dimanfaatkan memetakan kembali kawasan industri seperti di Kecamatan Kutawaringin.
"Kami pernah mendengar Kutawaringin akan dijadikan kawasan industri, tapi sekarang tidak ada kabar lagi," ujarnya.
Menurutnya, relokasi industri dari Majalaya ke Kutawaringin tidak akan mengerek biaya terlalu besar dibandingkan ke kabupaten lain. Hal ini juga untuk mempertahankan investasi di Kabupaten Bandung agar tetap terjaga.
Dia menjelaskan, saat ini sebagian industri di Majalaya sudah berpindah ke wilayah Subang, Purwakarta, dan Bandung Barat. Kondisi ini diharapkan tidak terjadi lagi ke depannya.
"Makanya adanya Tol Soroja diharapkan pemerintah bisa merangsang investor untuk memindahkan industrinya, atau mendirikan yang baru," ujarnya.