Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri Susun Studi Pembangunan Condensate Splitter Senilai US$800 Juta

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. menyatakan tengah menyusun kembali studi pendirian fasilitas condensate splitterberkapasitas produksi 1,2 juta ton nafta per tahun atau separuh kebutuhan industri nasional.
Pabrik Chandra Asri Cilegon/Antara
Pabrik Chandra Asri Cilegon/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. menyatakan tengah menyusun kembali studi pendirian fasilitas condensate splitterberkapasitas produksi 1,2 juta ton nafta per tahun atau separuh kebutuhan industri nasional.

Suhat Miyarso, Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., mengatakan perusahaan telah membatalkan kerja sama penyusunan studi sebelumnya, dan kini menggandeng mitra baru untuk merealisasikan pembangunan fasilitas ini.

“Yang kemarin sudah kami batalkan kerja sama studinya. Sekarang kami mulai studi baru. Berdasarkan studi lama, investasi untukcondensate splitter berkapasitas produksi 1,2 juta ton nafta per tahun mencapai US$800 juta,” tuturnya, di sela-sela musyawarah nasional Inaplas, Kamis (31/3/2016).

Berdasarkan situs resmi CAP, pada studi pertama perusahaan menggandeng BP Singapore Pte Ltd., perusahaan minyak dan gas internasional yang mengoperasikan dan memasarkan produk-produknya di lebih dari 80 negera dengan jumlah tenaga kerja 85.000 orang.

Mitra pertama ini merupakan investor yang melakukan eksplorasi dan produksi di LNG Tangguh yang beroperasi pada 2009.  BP juga tercatat menjalankan bisnis di sektor hilir dan petrokimia dengan Castrol dan BP Petrochemical Indonesia.

Suhat mengatakan, berdasarkan studi lama untuk memproduksi 1,2 juta ton nafta per tahun dibutuhkan 100.000 barel kondensat per hari. Adapun pasokan kondensat sebagai bahan baku bisa diimpor dari berbagai negara.

Setelah menyelesaikan peningkatan kapasitas produksi naphtha cracker yang menelan investasi US$380 juta, saat ini CAP tengah fokus menyelesaikan pembangunan pabrik styrene butadiene rubber senilai US$420 juta.

Dengan demikian, nilai total investai yang dikeluarkan CAP mencapai US$800 juta. Selain itu, pada tahun ini CAP juga tengah memantapkan rencana memperbesar kapasitas produksi butadiene plant dari 100.000 ton per tahun menjadi 135.000 tin per tahun.

“Eksekusi peningkatan kapasitas produksi butadiene ini akan dilakukan tahun depan. Melalui investasi-invetasi baru ini, kami optimistis pertumbuhan industri petrokimia dan plastik nasional pada tahun ini dapat mencapai 6%,” ujarnya yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Inaplas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper