Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tax Amnesty Batal, Pasar Properti Menengah Ke Atas Paling Tertekan

Pasar properti di segmen menengah ke atas diproyeksikan akan melanjutkan tren pelemahan bila regulasi terkait tax amnesty atau pengampunan pajak tidak terealisasi.

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar properti di segmen menengah ke atas diproyeksikan akan melanjutkan tren pelemahan bila regulasi terkait tax amnesty atau pengampunan pajak tidak terealisasi.

“Kalau sampai tax amnesty tidak jadi, akan ada sedikit kesulitan di properti, terutama di properti premium karena orangnya tidak ada dana atau takut keluarkan dana,” kata Konsultan Pajak Internasional Oscar Budiwidiawan kepada Bisnis, dikutip Rabu (23/3/2016).

Menurutnya, ada kemungkinan 25% regulasi tax amnesty tidak jadi direalisasikan. Namun, melihat animo yang tinggi terutama dari kalangan dunia usaha terhadap realisasi regulasi tersebut, menurutnya hampir pasti regulasi tersebut akan ditetapkan.

Dirinya menilai investasi properti akan menjadi yang paling menarik untuk penempatan dana yang mengalir ke dalam negeri akibat realisasi tax amnesty. Pasalnya, di sektor properti, investor akan memiliki visi yang lebih jelas terkait prospek, tren dan keuntungannya.

Meski demikian, properti akan menjadi tidak menarik bagi investor yang menginginkan likuiditas yang tinggi. Umumnya, investasi di properti akan disasar oleh investor yang bervisi jangka panjang.

“Properi itu visinya lebih mudah diprediksi dibandingkan instrumen lain sehingga lebih menarik. Saham terlalu banyak faktor yang kita tidak tahu. Tapi kalau mau aman, ya deposito,” katanya.

Sementara itu, kebijakan tentang kepemilikan properti bagi warga negara asing sejauh ini belum banyak dampaknya. Padahal, pasar dari warga negara asing sangat diharapkan dapat menggairahkan penjualan di segmen atas.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta Lukas Bong mengatakan, batasan harga yang diberikan pemerintah bagi kepemilikan properti untuk orang asing masih terlampau tinggi, sehingga tidak menarik bagi pasar.

“Kita dengar ada yang bilang Rp10 miliar, ada yang wacanakan Rp5 miliar. Anggota dewan bilang idelanya Rp3 miliar atau Rp2,5 miliar agar tertarik. Bagi kita, kalau Rp10 miliar itu besar sekali. Teman-teman dari Singapura juga bilang itu besar sekali,” katanya.

Oleh karena itu, menurutnya, tumpuan harapan untuk pemulihan pasar di segmen menengah ke atas adalah pengampunan pajak. Selain itu, tuturnya, diinvestasikan di manapun, multiplier effect dana investasi yang masuk nantinya akan selalu berimbas ke sektor properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper