Bisnis.com, ATAMBUA – Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggenjot budi daya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto mengatakan tahun lalu produksi perikanan budi daya NTT sebesar 1,89 juta ton. Dari jumlah itu, rumput laut menjadi kontributor terbesar.
“Kondisi alam NTT memang sangat cocok untuk pengembangan budi daya rumput laut. Mulai dari penyediaan kebun bibit, sampai budi daya dan penjemurannya,” katanya dalam siaran pers, Minggu (20/3/2016).
Guna mendongkrak produksi rumput laut, Slamet mengungkapkan KKP akan mengembangkan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar). Tahun lalu, KKP telah membangun tiga laboratorium kuljar di Lampung, Takalar, dan Lombok. Pada 2016, laboratorium kuljar bakal didirikan lagi di Aceh, Batam, Jepara, Situbondo, dan Ambon.
“Ini untuk menjamin ketersediaan bibit kuljar dan menjaga kualitas rumput laut yang dihasilkan,” ujarnya.
Di sisi lain, Slamet berujar NTT, khususnya di Kabupaten Belu, juga potensial untuk budi daya ikan bandeng yang selama ini masih menggunakan benih dari alam. Namun, dia mengingatkan agar pembudi daya tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
“Kita harus jaga keseimbangan alam agar budi daya bandeng meningkatkan perekonomian di perbatasan.”
Di bidang budi daya air tawar, KKP berjanji akan memasok bantuan induk-induk unggul dari balai benih di daerah. Karena itu, Slamet meminta pemerintah daerah setempat untuk segera mengusulkan kebutuhan induk unggul yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya.