Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 400 delegasi dari 18 negara yang hadir dalam Konferensi Internasional untuk Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2016 di Bali berupaya meningkatkan produktivitas kelapa sawit sembari mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Michel Eddi, President Managing Director CIRAD, Pusat Kerjasama Internasional Prancis dalam Penelitian Pertanian untuk Pembangunan, mengatakan tantangan industri kelapa sawit adalah membatasi perluasan perkebunan melalui intensifikasi produksi lestari.
“Selain itu, meningkatkan kemampuan petani sawit serta promosi strategi pembangunan yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2016)
Menurutnya, peningkatan ketahanan secara menyeluruh pada sektor ini bergantung pada menguatnya prinsip dan kriteria keberlanjutan yang membutuhkan upaya penelitian bersama yang saat ini terus dilakukan.
Adapun segudang isu yang harus diselesaikan dalam industri ini seperti menghentikan deforestasi dan penanaman di atas lahan gambut, menangkap gas metana selama pengelolaan limbah cair pabrik, serta menghentikan praktik tebang dan bakar oleh petani.
Ketua Komite Penyelenggara ICOPE 2016, JP Caliman mengatakan teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tersedia untuk membantu industri kelapa sawit.
“Oleh karena itu, para pemangku kepentingan di sektor ini perlu bekerjasama mendukung para petani sawit swadaya dengan pemberian insentif yang sesuai, kerangka peraturan, dan bantuan teknis,” tuturnya.