Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Lanjutkan Pembangunan 8 Kilang Mini

Pemerintah melanjutkan rencana pembangunan delapan kilang minyak mentah berukuran kecil yang berada di dekat sumur meski satu-satunya kilang mini saat ini berhenti karena belum tercapainya kesepakatan harga.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah melanjutkan rencana pembangunan delapan kilang minyak mentah berukuran kecil yang berada di dekat sumur meski satu-satunya kilang mini saat ini berhenti karena belum tercapainya kesepakatan harga.

Adapun, delapan klaster yang menjadi sasaran yaitu Cluster I Sumatera Utara (Rantau dan Pangkalan Susu), Cluster II Selat Panjang Maluku (EMP Malacca Strait dan Petroselat), Cluster III Riau (Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, West Area dan Kisaran), Cluster IV Jambi (Palmerah, Mengoepeh, Lemang dan Karang Agung).

Selanjutnya Cluster V Sumatera Selatan (Merangin II dan Ariodamar), Cluster VI Kalimantan Selatan (Tanjung), Cluster VII Kalimantan Utara (Bunyu, Sembakung, Memburungan dan Pamusian Juwata) dan Cluster VIII Maluku (Oseil dan Bula).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan masalah di kilang mini milik PT Tri Wahana Universal yang menerima pasokan dari Lapangan Babyu Urip yang dioperatori Chevron di Bojonegoro, Jawa Timur sedang dalam pembahasan.

Masalah harganya, katanya, belum diputuskan. Kilang tersebut merupakan satu dari 24 izin yang telah dikeluarkan yang bisa direalisasikan. Meski begitu, delapan kilang mini lainnya akan tetap berjalan.

"Karena dulu pernah dikeluarkan 24 izin kilang dan yang jadi hanya 1. Harusnya yang jadi kita kasih applause. Kita buat delapan cluster di lapangan," ujarnya dalam diskusi tentang Membangun Ketahanan Energi Nasional melalui Kilang Mini, Prospek dan Tantangannya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (7/3/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami mengatakan tak terealisasinya 24 izin yang telah dikeluarkan dikarenakan kurang ekonomisnya proyek.

Mengingat, kapasitas kilang hanya berkisar 2.000 hingga 3.000 barel per hari. Sedangkan, keekonomian proyek lebih baik bila kapasitasnya menyentuh angka 10.000 bph.

"Enggak ekonomis. Mungkin karena kilangnya kecil crude-nya," katanya.

Adapun, kilang TWU berhenti beroperasi akibat tak adanya kesepakatan harga yang baru. Padahal, disebut bahwa kilang mini memberikan efek domino terhadap perekonomian daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper