Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Jadi Presiden, Ada Titik Terang Investasi Rosneft Rusia di Kilang Tuban

Investasi megaproyek Kilang Tuban yang digarap Indonesia dan Rusia akan dipastikan setelah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dilantik.
Pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) beraktivitas di kawasan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) beraktivitas di kawasan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan investasi akhir megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban, Jawa Timur yang digarap Indonesia dan Rusia akan dipastikan setelah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dilantik.  

Proyek senilai US$13,5 miliar atau setara dengan Rp205,05 triliun yang dikerjakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama mitra asal Rusia, Rosneft Singapore Pte Ltd tersebut masih mandek lantaran terkendala sanksi negara-negara Barat yang dikenakan terhadap perusahaan Rusia akibat invasi terhadap Ukraina. 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya akan mengkaji masalah teknis pada Kilang Tuban apabila kembali diamanahkan untuk menjabat pada pemerintahan Prabowo.

"Secara teknisnya apa persoalannya saya belum mendalaminya, tetapi kalau katakanlah kepercayaan itu dan amanah itu tetap masih diberikan kepada kami untuk melaksanakan maka kami pasti akan detailkan apa persoalan," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/10/2024). 

Dia bercerita kendala terkait proyek Kilang Tuban sudah mulai ditangani sejak dia masih menjabat sebagai menteri investasi/kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Kala itu, Bahlil yang menangani pembebasan lahan, perizinan hingga rekomendasi insentif. Kendati demikian, Bahlil mengakui masih terdapat sejumlah kendala di luar perannya sebagai menteri investasi. 

Lebih lanjut, berdasarkan laporan yang diterima dari Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Bahlil menyebutkan bahwa target keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) ditargetkan rampung pada November 2024.

"Menurut hasil pembicaraan Pertamina kepada ESDM yang dilaporkan baru 2 hari lalu [target November]," ujarnya. 

Diberitakan Bisnis sebelumnya, megaproyek Kilang Tuban yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) itu mandek lantaran Rosneft terkena sanksi yang menyasar pada akses pendanaan, teknologi, hingga jasa konstruksi kilang. Oleh karena itu, proses pengerjaan proyek tersebut masih mandek.

Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen mengatakan, pihaknya masih mengejar perampungan FID pada proyek tersebut. Ketika ditanya soal kapan target FID rampung, Hermansyah belum mau mengungkapkan tenggat waktu pasti. 

Padahal, KPI sebelumnya menargetkan FID bisa rampung pada kuartal I/2024. Ia menyebut proses tersebut dilakukan paralel dengan tahap pemilihan pihak pelaksana engineering, procurement, construction (EPC). 

EPC adalah tahapan yang terdapat dalam proses perancangan sebuah sistem yang akan dibangun. Proses ini dilanjutkan dengan pengadaan yang kemudian membangun sistem yang sudah dirancang sebelumnya.

"Ini [EPC] paralel lagi jalan prosesnya," katanya.

Soal Potensi Pengganti Rosneft

Terkait mitra, Hermansyah menuturkan, pihaknya masih menggandeng Rosneft untuk menggarap PSN itu. Pasalnya, KPI hingga saat ini belum menemukan mitra baru.

"Sementara untuk GRR Tuban kami masih sama Rosneft ya," ucap Hermansyah.

Sebelumnya, KPI mengajukan opsi penambahan mitra kerja strategis baru untuk percepatan proyek GRR Tuban kepada Rosneft.   

Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, pengajuan mitra baru itu dilakukan seiring dengan dampak sanksi dunia barat yang mulai terasa untuk penyelesaian keputusan akhir investasi salah satu PSN tersebut.   

“Kami sudah sampaikan ke pihak mereka, apakah kami harus ambil partner lain untuk balance, sudah kami komunikasikan. Kami kan mesti kasih tahu juga ke pihak Rosneft bahwa karena konflik Ukraina ada implikasi itu,” kata Taufik saat ditemui di sela-sela agenda IPA Convex, BSD Tangerang, Kamis (27/7/2023). 

Dia menuturkan, pengajuan itu sudah disampaikan direksi KPI kepada Rosneft pada April 2023 lalu lewat video conference. Taufik berpendapat penambahan mitra baru mesti dilakukan untuk mengimbangi sanksi yang saat ini diterima Rosneft.     

Kala itu, Taufik mengatakan, final investment decision (FID) GRR Tuban ditarget rampung pada triwulan pertama 2024. Dia menegaskan diskusi lebih lanjut soal FID untuk rencana eksekusi proyek masih tetap berlanjut bersama dengan Rosneft di tengah risiko sanksi saat ini.   

“Kami sekarang masih tahap prakualifikasi lelang untuk mendapatkan harga dari pasar seperti apa untuk engineering, procurement and construction ya, kan itu ada delapan paket,” kata dia.   


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper