Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Jabar Bambang Riyanto mengatakan saat ini Jabar masih mengalami backlog terbesar di lndonesia sekitar 1 juta unit rumah.
Pihaknya telah membentuk balai pengelolaan dan pelayanan perumahan regional Jabar [BP3JB] dan menyusun program khusus untuk pemenuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah [MBR]. “Ini akan jadi ujung tombak penyediaan rumah untuk MBR,” katanya pada bisnis.
Menurutnya, penguasaan lahan menjadi salah satu strategi khusus pertama BP3JB yang diterapkan di sejumlah wilayah. Saat ini, sejumlah lahan di titik kawasan industri di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung dan Ujung Berung, Kota Bandung sudah dibebaskan.
“Selanjutnya akan dilakukan di Bandung Barat dan Bodebek, semuanya dalam rangka land banking,” ujarnya, Kamis (3/3/2016).
Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan dan Pelayanan Perumahan Jawa Barat Tatang Hermawan mengemukakan, pihaknya saat ini mengelola 12 rumah susun yang ada diperuntukkan bagi para pekerja industri maupun tenaga kerja kontrak di lingkungan pemerintahan.
Kedua belas rumah susun itu tersebar di Rancaekek enam blok, tiga blok di Ujungberung, satu blok di Batujajar dan dua blok di Solokan Jeruk. Dari jumlah tersebut, baru delapan blok rumah susun yang sudah terisi, sisanya belum terisi.
“Minat masyarakat bagus. Harga terjangkau, fasilitas keamanan juga terjamin. Namun kami tetap mendorong warga yang tinggal di rumah susun agar tidak untuk selamanya. Istilahnya apartemen transit, maksimal selama 3 tahun. Mereka harus menambah income agar bisa membeli rumah,” katanya.(K57)