Bisnis.com, JAKARTA—Markit Economics, lembaga riset dunia, menyatakan masih lemahnya permintaan pasar global dan domestik menyebabkan Purchasing Manager’s Indeks Indonesia pada bulan lalu turun tipis menjadi 48,7 dari bulan sebelumnya 48,9.
Pollyanna De Lima, Ekonom Markit, mengatakan data PMI Februari menunjukkan industri manufaktur Indonesia masih tertekan dan melanjutkan pengurangan produksi selama 17 bulan terakhir akibat permintaan pasar yang lemah.
“Perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja pada bulan tersebut. Akan tetapi, ada sinyal positif bahwa sektor ini akan segera bergerak, seiring dengan laju pengurangan produksi yang berada dalam posisi terlemah,” tuturnya dalam hasil riset, Selasa (1/3/2016).
Dari sisi kebijakan moneter, lanjutnya, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memangkas tingkat suku bunga acuan dalam dua bulan berturut-turut hingga menjadi 7% pada Februari.
Kebijakan BI diperkirakan dapat mendorong perekonomian Indonesia. Hasil riset menjelaskan aktivitas bisnis sektor manufaktur Indonesiamelanjutkan penurunan pada Februari. Hal ini tercermin dari data produksi, permintaan, ekspor, dan ketenagakerjaan yang menurun.
Pada bulan lalu, tingkat kenaikan harga bahan baku dan hasil produksi juga tercatat di bawah rata-rata secara jangka panjang. Di tengah melemahnya permintaan global, bisnis baru di luar negeri juga tercatat menurun sepanjang Februari.
Dihadapkan dengan penurunan proyek, industri manufaktur Indonesia melanjutkan pemutusan hubungan kerja pada Februari. Hal inimelanjutkan tren tidak adanya perbaikan pada jumlah tenaga kerja.
“Perusahaan-perusahaan yang menyatakan beban gaji menurun, mengatakan kontrak tenaga kerja sementara tidak diperpanjang dan pekerja yang mengundurkan diri secara sukarela tidak digantikan,” ujarnya hasil riset Markit Economics.
Di lain sisi, pada bulan lalu harga bahan baku seperti logam, kimia, plastik, tekstil, dan kertas mengalami kenaikan sehingga meningkatkanbeban biaya. Akibatnya, harga barang hasil produksi mengalami kenaikan.
Seperti diketahui, data indeks di atas 50 mengindikasikan peningkatan aktivitas industri secara menyeluruh, sementara indeks di bawah 50menandakan terjadi penurunan menyeluruh.