Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Perdagangan Jatim Menyempit

Neraca perdagangan Jawa Timur Januari 2016 defisit US$119,6 juta, lebih sempit dari periode sama tahun lalu, sekalipun ekspor terus melemah
Ilustrasi/afagh.com
Ilustrasi/afagh.com

Bisnis.com, SURABAYA- Neraca perdagangan Jawa Timur Januari 2016 defisit US$119,6 juta, lebih sempit dari periode sama tahun lalu, sekalipun ekspor terus melemah.

Defisit perdagangan setahun lalu mencapai US$571,8 juta. Penyempitan defisit disebabkan oleh penurunan impor yang mengompensasi kemerosotan ekspor.

Badan Pusat Statistik Jatim, Senin (15/2/2016), mengumumkan ekspor Januari merosot 26,1% (year on year) menjadi US$1,3 miliar. Pada saat yang sama, impor turun 20,5% (y-o-y) menjadi US$1,4 miliar.

Industri pengolahan di Jatim selama ini sangat bergantung terhadap impor bahan baku dan barang modal, termasuk manufaktur yang berorientasi ekspor. Sepanjang 2015, bahan baku/penolong mewakili 80,5% total impor, disusul barang modal 10,3%, dan barang konsumsi 9,1%.

"Penurunan impor bahan baku/penolong itu menjadi indikasi penurunan ekspor (ke depan)," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono.

Penurunan ekspor Januari a.l. terjadi pada kelompok perhiasan/permata, minyak kelapa sawit, tembaga, ikan dan udang, bahan kimia organik, kertas/karton, alas kaki, serta perabot rumah.

Sementara itu, pelemahan impor terjadi a.l. pada mesin/peralatan mekanik, besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, bungkil industri makanan, bahan kimia organik, dan mesin/peralatan listrik.

Adapun pertumbuhan industri manufaktur Jatim terus melambat. Pada kuartal IV/2015, pertumbuhan manufaktur besar dan sedang tercatat hanya 4,7%, lebih lambat dari laju periode sama tahun sebelumnya 6%.

Hal yang sama juga terjadi pada manufaktur kecil dan mikro yang tumbuh hanya 5,9%, lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya 6,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper