Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China kembali merosot pada Januari setelah sempat tumbuh di bulan terakhir tahun lalu.
Bea Cukai China menyatakan nilai ekspor dalam besaran yuan turun 6,6% year on year sepanjang Januari. Pengiriman barang dari China kembali turun setelah sempat naik 2,3% pada Desember.
Nilai impor juga meneruskan tren kontraksi yang telah berlangsung 15 bulan, merosot 14,4% pada bulan pertama 2016. Adapun neraca perdagangan sepanjang Januari tercatat senilai US$62,3 miliar atau US$406,2 miliar.
“Angka perdagangan yang lemah mengindikasikan pemulihan perdagangan pada Desember sebatas efek front-loading, bukan pulihnya permintaan. Ini juga mengisyaratkan tidak logis jika China mempertahankan yuan kuat,” kata Hao Zhou dari Commerzbank AG di Singapura kepada Bloomberg.
Yuan melonjak tajam di hari perbankan pertama setelah sepekan bank tidak beroperasi selama libur tahun baru Imlek setelah bank sentral China menetapkan nilai tukar yuan terkuat dalam satu bulan.
People Bank of China pagi tadi menetapkan kurs acuan yuan di 6,5118 per dolar AS atau terapresiasi 0,3% dibandingkan sepekan sebelumnya dan terkuat sejak 4 Januari 2016.
Renminbi diperdagangkan menguat 0,89% ke level 6,5174 per dolar AS pada pukul 10.46 WIB di pasar spot Shanghai dan diperdagangkan merosot 0,18% ke 6,5201 per dolar AS di pasar off-shore Hong Kong.