Bisnis.com, JAKARTA -Pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, diharapkan selesai di bawah 5 tahun.
PT Pertamina (persero) berharap Kilang Tuban, Jawa Timur yang berada di atas lahan seluas 340 hektare bisa diselesaikan pembangunannya dalam kurun waktu 4 tahun.
Direktur Pengolahan PT Pertamina Rachmat Hardadi pembangunan Kilang Tuban melalui penunjukkan langsung oleh Pemerintah.
Selain itu, dikeluarkannya Peraturan Presiden No.146/2015 tentang Percepatan Pembangunan Kilang membuat pihaknya memangkas waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan.
Biasanya, kata dia, kilang dibangun selama 7 tahun. Namun, pihaknya menargetkan agar kilang bahan bakar minyak berkapasitas 300.000 barel per hari (bph) itu bisa selesai lebih cepat.
"Kami harapkan 4 tahun selesai," ujarnya di sela acara peresmian Universitas Pertamina di Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Saat ini, pihaknya tengah melakukan klarifikasi terhadap lima calon investor.
Kelima calon investor tersebut yakni Rosneft asal Rusia, Aramco asal Arab, CNOOC asal China, Kuwait Petroleum International (KPI) asal Kuwait, serta PTT Global Chemical Public Company Limited yang akan berkonsorsium dengan Thai Oil asal Thailand.
Pembahasan dengan para pemimpin perusahaan migas akan dilakukan pada pekan depan.
Pembahasan, kata dia, terkait dengan internal rate of return (IRR) dari proyek pembangunan kilang integrasi ini.
Mitra yang diajak dalam pembangunan Kilang Tuban, katanya, harus menjamin suplai minyak mentah.
Pertamina pun mempertimbangkan kemampuan pendanaan perusahaan yang akan menjadi mitra.
Setelah mitra dipilih, perusahaan pelat merah tersebut dan mitra terpilih akan membentuk perusahaan patungan.
Meski begitu, Pertamina tetap memiliki porsi saham mayoritas di perusahaan tersebut.
"[IRR] ini yang sedang dibicarakan. Ini kenapa CEO Pertamina ada komunikasi," katanya.
Bila komunikasi berjalan lancar, katanya, pihaknya bisa memutuskan partner strategis maksimal pada pekan keempat bulan ini.
Pastinya, kilang akan dibangun secara terintegrasi yang memungkinkan mendapat IRR lebih besar dibandingkan skema pembangunan kilang tanpa industri petrokimia.
"Kalau kilang saja, IRR kurang bagus," katanya.
Guna mempercepat proses pembangunan, pihaknya akan melakukan dua tahapan berbeda secara paralel.
Pihaknya melakukan kajian berupa basic engineering design (BED), front end engineering design (FEED) untuk memperlengkap data, setelah itu barulah membuat keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID).
Selain itu, persiapan berupa pemesanan alat hingga persiapan lokasi dilakukan.
"Peresmian, pelaksanaan pembangunan mulai dari site preparation mulai akhir tahun ini," katanya.
Selain Tuban, kilang lain yang juga akan dibangun yaitu Kilang Bontang yang masuk sebagai proyek strategis nasional dalam Peraturan Presiden No.146/2015 dan daftar proyek prioritas dalam peraturan menteri koordinator bidang perekonomian No.12/2015.