Bisnis.com, JAKARTA--Pengusaha truk yang tergabung dalam asosiasi pengusaha truk Indonesia (Aptrindo) merespon langkah Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menyiapkan pusat konsolidasi barang ekspor impor secara terpadu atau fasilitas container freight station centre (CFS).
Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, fasilitas konsolidasi kargo sudah saatnya disiapkan di Pelabuhan Priok sebagai komitmen bersama melakukan penataan barang ekspor impor berstatus less than container load (LCL).
"Bagi pelaku trucking tidak ada pengaruh nya secara langsung.Tetapi jika penanganan kargo LCL bisa dipusatkan disatu tempat maka memudahkan kegiatan delivery," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4-2-2016).
Gemilang mengatakan, idealnya fasilitas CFS centre yang akan disiapkan di Pelabuhan Priok mengadopsi pelayanan dengan sistem online dan berbasis IT, tempat penyimpanan (raking) barang yang teratur dan sistem billing satu atap.
"Kami sangat setuju dengan adanya CFS Centre di Priok.Kami harapkan ini jangan cuma wacana saja tetapi bisa direalisasikan," ujarnya.
Kepala KPU Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok, Fajar Doni mengatakan, program penyiapan fasilitas CFS Centre merupakan bagian dari rencana KPU bea dan Cukai Tipe A tanjung Priok dalam melakukan penataan tempat penimbunan sementara (TPS) yang saat ini tersebar di beberapa lokasi di areal pabean pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan Internasional.
“Dalam melakukan penataan TPS itu perlu dukungan dari operator terminal peti kemas di Priok atau Pelindo II, pengusaha TPS dan pihak-pihak lain yang terkait.
Dengan adanya CFS Centre diharapkan pengawasan akan menjadi lebih mudah dan SDM dapat disatukan disatu tempat sehingga akan meningkatkan kecepatan layanan,”ujarnya.