Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APCI Perkirakan Bisnis Cengkeh Tahun 2016 Cerah

Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) memproyeksikan bisnis komoditas cengkeh tahun 2016 cukup menggembirakan karena sejumlah daerah penghasil cukup bagus.n
Petani memperlihatkan cengkeh yang siap dijual di Manado, Sulawesi Utara.
Petani memperlihatkan cengkeh yang siap dijual di Manado, Sulawesi Utara.

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) memproyeksikan bisnis komoditas cengkeh tahun 2016 cukup menggembirakan karena sejumlah daerah penghasil cukup bagus.

Sekjen APCI, I Ketut Budiman mengatakan sejumlah daerah penghasil andalan Indonesia adalah Jawa, Bali, Aceh, Sulawesi dan Maluku. Daerah tersebut selalu memproduksi cengkeh dengan stabil dan berkualitas bagus.

"Di tahun 2016 ini kami melihat produksi cengkeh di Indonesia akan sangat baik sehingga kebutuhan industri rokok akan terpenuhi," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1/2016).

Kebutuhan cengkeh untuk industri rokok, kata Budiman, berkisar antara 80.000 sampai dengan 90.000 ton per tahun. Dalam lima tahun terakhir kebutuhan itu bisa dipenuhi oleh produksi dari dalam negeri.

Produksi cengkeh sempat merosot tajam pada tahun 2011 sehingga cuma bisa memenuhi 30% kebutuhan cengkeh nasional. Saat itu produksi merosot karena hujan turun sepanjang tahun.

APCI mencatat hal itu tidak terjadi di Indonesia karena di luar negeri juga terjadi kurang pasokan.

"Kami [waktu itu] meminta Kementerian Perdagangan saat itu untuk mengimpor cengkeh, namun sayang, di luar negeri pun saat itu masih kekurangan pasokan," jelasnya.

Petani dari Banjar, Buleleng Bali, Made Wardana memperkirakan produksi tahun ini berkisar 2 ton setahun atau tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun tahun sebelumnya karena ukurannya kecil.

Buleleng memiliki lahan perkebunan cengkeh seluas 7.000 hektare dengan populasi 80-100 pohon berusias rata-rata di atas 15 tahun. Daerah ini dikenal dengan panen raya cengkeh setiap 3-4 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper