Bisnis.com, PEKANBARU— Asian Agri Group melalui PT Inti Indosawit Subur resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berkapasitas 2 MW di Ukui, Kabupaten Pelelawan, Riau.
PLTBg ini merupakan yang kelima yang resmi beroperasi dari rencana pembangunan 20 unit pembangkit hingga 2020 mendatang. Empat pembangkit lainnya sudah lebih dulu beroperasi berada di Sumatra Utara sebanyak 2 unit, Jambi 1 unit, dan Riau 1 unit.
Peresmian dilakukan oleh Rida Mulyana, Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM bersama Komisaris Inti Indosawit Subur Pengarapen Gurusinga, General Manager Freddy Widjaya dan jajaran manajemen Asian Agri serta pejabat di Riau, pada Sabtu (23/1).
Rida mengatakan pemerintah mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan dalam membangun pembangkit yang bersumber dari limbah pengolahan sawit tersebut. Langkah yang ditempuh Asian Agri dengan membangun pembangkit biogas itu sejalan dengan rencana pemerintah pusat yang akan mendorong energi baru dan terbarukan yang bersumber dari nonfosil.
“Ini langkah nyata yang dilakukan perusahaan, karena pemerintah akan mendorong penyediaan energi nonfosil sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk mengurangi pemanasan global yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo di Paris pada pertemuan COP 21 pada akhir tahun 2015 lalu,” kata Rida.
Sementara itu, General Manager Inti Indosawit Subur Freddy Widjaya mengatakan pembangunan 20 PLTBg tersebut bertujuan untuk mengolah limbah cair sawit palm oil mill effluent (POME) menjadi energi listrik. Pasokan listrik ini nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik operasional, fasilitas umum serta fasilitas khusus yang dimiliki perusahaan.
“Sisanya sekitar 75% dari kapasitas akan dijual ke PLN untuk disalurkan ke desa-desa terdekat yang belum teraliri listrik,” katanya.
Freddy menjelaskan bahwa limbah cari sawit sebelumnya hanya dimanfaatkan untuk land aplication yang berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman sawit. Dengan adanya teknologi terbarukan ini, maka terbuka peluang untuk memperoleh manfaat lebih dari limbah cair POME itu.