Bisnis.com, JAKARTA— Caterpillar Indonesia menyatakan telah mengubah strategi bisnis global yang berdampak pada penyesuaian perencanaan pabrik di Batam. Akibatnya, perusahaan tidak memenuhi beberapa persyaratan tax holiday.
Budi Irianto, Government and Corporate Affairs Caterpillar Indonesia, mengatakan kendati proposal pengajuan libur pajak atau tax holiday perusahaan belum diputuskan oleh Kementerian Keuangan, perusahaan telah menyampaikan keterangan resmi terkait perubahan strategi bisnis.
“Caterpillar telah mengirimkan surat ke Kementerian Keuangan, bahwa telah terjadi perubahan strategi kami akibat perubahan iklim ekonomi global. Seperti kami sampaikan tahun lalu, pada 2016 ini kami terus menghadapi tantangan global,” ujarnya dalam surat elektronik, Selasa (12/1/2016).
Tantangan global yang dimaksud berasal dari industri yang digeluti, termasuk pertambangan, minyak dan gas serta infrastruktur. Oleh karena itu, lanjutnya, Caterpillar harus menyesuaikan perencanaan pabrik di Batam, walaupun menyebabkan tidak dapat memenuhi beberapa persyaratan tax holiday.
Pabrik Caterpillar Batam, ujarnya, merupakan bagian penting dalam sistem produksi global untuk produk pertambangan permukaan atau di atas tanah. Bahkan perusahaan telah memindahkan sejumlah fasilitas produksi dari negara lain ke Batam.
Kendati demikian, Budi tidak dapat memberikan informasi lebih rinci terkait perubahan strategi perusahaan. Selain itu, pihaknya juga tidak dapat memberikan penjelasan terkait sejumlah hal yang diskusikan dengan Kementerian Perindustrian terkait strategi baru.
Berdasarkan catatan Bisnis, investasi PT Caterpillar Indonesia Batam ketika mengajukan proposal tax holiday senilai Rp1,4 triliun. Fasilitas produksi large mining truck yang dibangun berkapasitas 400 unit per tahun.
Haris Munandar N., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin, sebelumnya mengatakan CAT telah menyatakan tidak sanggup membangun fasilitas produksi yang dicantumkan dalam proposal tax holiday seiring dengan perlemahan harga komoditas dunia.
“Di awal mereka [Caterpillar] menyatakan akan membangun fasilitas produksi large mining truck dengan tingkat kandungan dalam negeri. Karena komoditas dunia lesu, dan mereka perusahaan berorientasi global, fasilitas tersebut dibatalkan,” tuturnya.