Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan posisi jumlah utang luar negeri per November 2015 tumbuh 3,2% secara year-on-year atau tercatat senilai US$304,6 miliar.
Peningkatan pertumbuhan utang didorong oleh pertumbuhan utang luar negeri berjangka panjang sebesar 6,1% (yoy), sementara pada Oktober 2015 tercacat sebesar 5,5%.
Sebelumnya, BI melaporkan posisi utang luar negeri pada akhir kuartal III/2015 tercatat sebesar US$302,4 miliar.
Peningkatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi pada sektor swasta dan publik. Pada sektor swasta tumbuh 3,4% atau sebesar US$166,8 miliar terutama dipengaruhi oleh utang luar negeri nonbank. Utang luar negeri sektor publik juga tumbuh sebesar 2,9% menjadi US$137,7 miliar.
"Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri November 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," tulis keterangan resmi Bank Indonesia, Senin (18/1/2016).
BI juga melaporkan utang luar negeri swasta terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih yang secara total mendominasi sebesar 75,9%.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor pertambangan justru mengalami kontraksi yang lebih dalam dibanding bulan sebelumnya.
BI berjanji akan terus memantau perkembangan utang luar negeri di sektor swasta sehingga keyakinan bahwa utang tersebut tak menimbulkan risiko.
Utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi, lanjut keterangan BI.