Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pelaku industri menilai struktur industri plastik akan membaik dalam beberapa tahun mendatang dengan adanya rencana untuk mengamankan pasokan bahan baku dari dalam negeri.
Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia, menjelaskan bahwa adanya jaminan pasokan bahan baku plastik dari pelaku industri hulu akan membantu kebutuhan bahan baku industri pengemasan yang selama ini masih impor sebesar 50%.
“Dalam beberapa tahun ke depan, hulunya akan lebih siap. Inaplas [Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia] sedang proses menyediakan hulunya. Sekarang memang belum bisa memenuhi permintaan dalam negeri, tapi nanti kalau harga bisa bersaing, mereka pasti bisa ekspor juga,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Wakil Ketua Umum Inaplas Budi Susanto Sadiman mengatakan bahwa pihaknya berupaya agar kebutuhan plastik di dalam negeri bisa dipenuhi dari industri petrokimia nasional pula.
Selama ini, industri petrokimia sendiri juga masih mengimpor bahan baku, sehingga industrinya belum bisa kompetitif.
Dia mengatakan Inaplas telah menargetkan peningkatan produksi bahan baku petrokimia hingga 4 juta ton per tahun pada 2023, dari yang saat ini masih di bawah 1 juta ton per tahun.
“Mudah-mudahan 2023 bisa mengejar suplai bahan baku 4 juta ton, bahan baku petrokimia yang nantinya jadi bahan baku industri plastik. Dari kilang minyak 1 juta ton dan dari batu bara 2 juta ton,” ujarnya.
Menurutnya, jika bahan baku sudah tersedia di dalam negeri, pelaku industri petrokimia otomatis akan meningkatkan kapasitas produksinya untuk mengisi kebutuhan bahan baku plastik yang dibutuhkan industri pengemasan.