Bisnis.com, JAKARTA - Pelonggaran moneter masih akan dilakukan pada tahun ini mengingat kondisi perekonomian yang mulai berangsur pulih. Ekonom memprediksi suku bunga acuan dapat menurun lagi pada pertengahan tahun setelah pemotongan 25 basis poin sudah diterapkan pada awal tahun.
Andry Asmoro, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk., melihat peluang penurunan 25 basis poin lagi akan terjadi pada kuartal kedua atau ketiga. Dia meyakini suku bunga acuan Bank Indonesia bakal menyentuh level 7%.
Potensi penurunan BI rate, jelasnya, melihat satu lagi kemungkinan efek dari kenaikan Fed Fund Rate pada Maret 2016 dan September 2016. Dia meyakini kenaikan suku bunga acuan The Fed tak kencang sehingga tekanan ke rupiah dapat relatif turun.
"Kenaikan Fed Fund Rate di Maret dan September sentimennya ada juga. Kalau kita lebih manageable, ada peluang 25 basis poin lagi [turun]," katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia menilai The Fed yang akan menaikkan suku bunga secara gradual dan terbatas tidak menimbulkan gejolak secara global. Namun, BI akan terus mencermati risiko perlambatan ekonomi China dan menurunnya harga komoditas global.
Andry menuturkan pemerintah juga harus menjaga suplai dan harga pangan agar tidak menekan inflasi. Menurutnya, proyek infrastruktur yang sudah digenjot sejak awal tahun dapat memastikan distribusi pangan menjadi tidak terhambat.
"Distribusi pangan jadi akan lebih menolong harga-harga makanan, kuncinya di harga makanan saja. Dilihat dari petumbuhan ekonomi, demand diharapkan lebih baik dari tahun lalu," ucapnya.