Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri farmasi menilai bahwa untuk membangun struktur industri yang kuat, harus dimulai dari pembangunan industri hulu di dalam negeri.
Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto mengatakan bahwa setelah industri hulu kuat, perlahan dilanjutkan dengan mengembangkan industri antara.
“Untuk tahap awal, intermediate diimpor dulu, karena masih belum memungkinkan. API [active pharmaceutial ingredients] kita tidak kuat. Dan memangun industri bahan baku itu tidak mudah. Perlu kondisi khusus untuk mengembangkan ini, termasuk dari sisi perpajakan,” katanya kepada Bisnis.
Dia menjelaskan bahwa hampir 50% bahan baku farmasi global dikuasai oleh China dan India yang kuat industri hulu dan antaranya. Menurutnya, Indonesia juga punya potensi untuk mengembangkan industri antara yang bahan bakunya berasal dari industri petrokimia.
Menurutnya, selain pemberian insentif, pemerintah harus memfasilitasi pusat riset yang berfokus pada kebutuhan industri. Dia mengatakan bahwa sumber daya manusia di Indonesia siap untuk melakukan riset. Hanya saja, untuk riset memerlukan waktu yang panjang dan investasi yang besar.
“Yang diperlukan selain itu, juga insentif untuk bidang riset. Perlu ada tax deduction,” katanya.