Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Properti Diproyeksi Baru Pulih 2017

Pasar properti Indonesia diyakini baru akan mulai pulih pada kuartal pertama 2017, meski sejumlah pengembang cukup optimis sudah ada indikasi perbaikan kondisi pasar properti pada semester kedua 2016.
Penyelesaian sebuah perumahan mewah. / Bisnis Paulus Tandi Bone
Penyelesaian sebuah perumahan mewah. / Bisnis Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar properti Indonesia diyakini baru akan mulai pulih pada kuartal pertama 2017, meski sejumlah pengembang cukup optimis sudah ada indikasi perbaikan kondisi pasar properti  pada semester kedua 2016.

Direktur Layanan Riset PT Colliers International  Ferry Salanto mengatakan pasar properti kemungkinan belum bergerak selama semester pertama 2016. Hal ini diindikasikan oleh proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi semester pertama 2016 yang diperkirakan masih di bawah 5%.

Sejumlah paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah sejak kuartal III 2015 menurutnya belum benar-benar terasa dalam jangka pendek, meski punya arti signifikan untuk mendorong pertumbuhan sektor properti secara jangka panjang.

Sepanjang 2015, pemerintah juga beberapa kali mengeluarkan aturan yang kontraproduktif terhadap sektor properti, meski kemudian segera direvisi. Misalnya tentang larangan bagi PNS untuk menggelar rapat di hotel dan juga kebijakan Kementerian Ketenagakerjaan tentang pembatasan masuknya tenaga kerja asing.

Selain itu, kebijakan untuk mendorong ekpansi kawasan industri ke luar Jawa dan juga percepatan investasi infrastruktur pemerintah tahun ini juga diyakini akan membangkitkan kembali industri properti.

“Dampaknya tidak akan terasa secepat yang kita inginkan. Paling tidak sampai pertengahan 2016 masih akan flat, masih akan konsolidasi karena kondisi sekarang sudah di bawah sekali. Kita baru yakin di awal 2017,” katanya di Jakarta, dikutip Kamis (7/1/2015).

Direktur Layanan Perkantoran PT Colliers International  Bagus Adikusumo mengatakan, industri properti sepanjang 2011 hingga 2014 menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Akan tetapi, situasi perekonomian 2015 yang menurun drastis menyebabkan terjadinya kelebihan suplai di pasar.

Oleh karena itu, menurutnya meskipun terjadi peningkatan permintaan tahun ini, masih sulit diprediksi hal tersebut dapat mengimbangi kelebihan pasokan di pasar saat ini.

“Kenaikan permintaan di kuartal pertama 2016 paling tidak bisa membantu rental yang sekarang menurun dan juga membantu terhadap koreksi harga jual properti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper