Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Dorong Hasil Industri Bercitarasa Lokal

Produk kreatif masyarakat desa diandalkan untuk mengembangkan industri berbasis cita rasa dan budaya lokal.
Menteri Perindustrian Saleh Husin melihat hasil karya penenun di Pantai Nembrala, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur/Antara
Menteri Perindustrian Saleh Husin melihat hasil karya penenun di Pantai Nembrala, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Produk kreatif masyarakat desa diandalkan untuk mengembangkan industri berbasis cita rasa dan budaya lokal.

“Kreativitas rekan-rekan pelaku usaha kecil menengah di desa menjadi strategi jitu untuk pemasaran produk. Ini menjadi bagian dari branding sehingga lebih fokus dan terus berkembang,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangan pers, Rabu (23/12/2015).

Guna mendorong pengembangan industri berbasis cita rasa dan budaya lokal Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin mengusung One Village One Product (OVOP). OVOP merupakan upaya menggerakkan masyarakat secara bottom-up dengan mengolah potensi alam yang dimiliki menjadi produk yang spesifik suatu daerah dan selanjutnya dipasarkan baik di daerah lokal sendiri, nasional maupun tujuan ekspor.

Menurut SaIeh, Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam yang jika diolah tercipta produk spesifik dan khas berbasis kekayaan budaya atau kearifan lokal.

“Produk kreatif tiap desa juga berpotensi menjadi tujuan wisata. Baik produknya sendiri, proses produksi hingga lingkungan sekitar tempat IKM berada,” katanya.

Kemenperin mencatat, pembinaan dan pengembangan IKM yang dilakukan sepanjang 2014 telah menghasilkan kontribusi IKM terhadap PDB industri pengolahan non-migas secara keseluruhan sebesar 34,56 persen .

Angka persentasi ini dapat dicapai berkat dukungan dari sekitar 3,522 juta unit usaha IKM (yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional). Dengan jumlah unit usaha tersebut dapat terserap tenaga kerja sebanyak 9,02 juta orang.

Sementara itu, nilai ekspor yang dicapai pada tahun yang sama adalah sebesar US$.19,62 miliar sebagai proses dari investasi yang ditanam sebesar Rp. 34,94 triliun, nilai bahan baku sebesar Rp 288,39 triliun, nilai produksi sebesar Rp 615,02 triliun, dan nilai tambah sebesar Rp 252,53 triliun. Hal ini berdampak pada meningkatnya ekonomi Nasional serta mengurangi kemiskinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper