Bisnis.com, LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, meminta petani meningkatkan produksi kakao karena permintaan pasar domestik dan mancanegara cenderung meningkat.
"Produksi kakao tahun 2015 hanya 2.200 ton dari luas lahan 5.752 hektare," kata Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Edeng Heryamin di Lebak, Selasa (22/12/2015).
Selama ini, produksi kakao di Kabupaten Lebak relatif kecil dengan produktivitas rata-rata 0,5 ton/hektare. Padahal, jika dilakukan dengan teknik budidaya yang baik dipastikan produktivitas bisa menjadi 2 ton/hektare.
Karena itu, pihaknya meminta petani dapat meningkatkan produksi kakao dengan menerapkan teknik budi daya yang baik.
Penerapan teknik budi daya yang baik itu antara lain menggunakan benih unggul, pupuk berimbang antara organik dan non-organik juga pemeliharaan serta perawatan tanaman.
Saat ini, petani Kabupaten Lebak belum mengembangkan budidaya tanaman kakao yang berorientasi bisnis atau menjadikan andalan ekonomi masyarakat.
Sebab, produksi komoditas kakao mencapai 2.280 ton per tahun dengan tanaman seluas 5.752 hektare. Pemerintah daerah akan mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman kakao dengan memberikan bantuan benih unggul kepada kelompok tani.
Pengembangan ini untuk perluasan tanaman kakao sehingga dapat menggenjot produksi. Saat ini, produksi kakao masih relatif rendah dibandingkan permintaan pasar relatif tinggi.
Selain itu juga harga kakao di pasaran cukup baik dan diharapkan pengembangan tanaman itu bisa menyejahterakan masyarakat. "Kami setiap tahun menyalurkan benih kakao bagi petani guna meningkatkan perluasan tanaman itu," ujarnya.
Dia mengatakan perkebunan kakao tumbuh dengan baik di lokasi perbukitan, pegunungan, serta areal setinggi 500 meter di atas permukaan laut. Saat ini, perkebunan milik masyarakat itu berkembang di Gunungkencana, Banjarsari, Cileles, Cirinten, Malingping, dan Cijaku.
Jumlah petani yang mengembangkan kakao tercatat 55 kelompok tani dan dipastikan 2015 bertambah karena pemerintah daerah terus menyalurkan bantuan benih. "Kami yakin perkebunan kakao dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mengatasi kemiskinan dan pengangguran," katanya.
Dia menjelaskan produksi kakao Lebak termasuk terbaik di Tanah Air karena memiliki kadar air antara enam sampai tujuh persen.
Oleh karena itu, kata dia, beberapa perusahaan di Jakarta, Tangerang, dan Bandung menampung kakao dari Lebak dengan harga Rp28.000/kg-Rp32.000/kg.
Pemerintah daerah saat ini menjalin kerja sama dengan perusahaan luar daerah untuk memudahkan pemasaran kakao. Kerja sama itu, guna menghindari ulah tengkulak yang merugikan petani.
"Kami meminta petani terus meningkatkan produksi karena permintaan cenderung meningkat dengan harga relatif baik di pasaran," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
3 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
29 menit yang lalu
Aturan Kemasan Rokok Polos, Kemenkes Dituding Langgar Hak Konsumen
35 menit yang lalu
Jelang Natal, Mayoritas Harga Pangan Merangkak Naik
56 menit yang lalu