Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Jalan, Ekonomi Jateng Bisa Tumbuh 2016

Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia menilai perekonomian Jawa Tengah bakal terdongkrak pada 2016 seiring dengan proyeksi pengeluaran pemerintah yang meningkat 10%-15% dan realisasi proyek infrastruktur.

Kepala Divis Advisory Ekonomi dan Keuangan Daerah Bank Indonesia Perwakilan V Jateng dan DIY Minot Purwahono mengatakan perekonomian Jateng pada tahun depan akan lebih baik yang diikuti dengan implementasi paket kebijakan ekonomi di tingkat daerah.

BI memproyeksikan pengeluaran pemerintah ke depan dapat meningkat 10%- 15%.Adapun, pertumbuhan ekonomi di Jateng ditopang oleh sejumlah faktor antara lain, investasi, konsumsi, dan ekspor.

Dari sisi investasi, BI menyoroti kepeminatan pelaku usaha untuk membenamkan modal di wilayah berpenduduk 33,5 juta jiwa.

Dari sisi ekspor, Jateng masih mengandalkan sektor tekstil dan produk tekstil serta industri permebelan. Namun demikian, dia mengakui ekspor pada dua sektor andalan itu tahun ini mengalami penurunan lantaran pengaruh perlambatan ekonomi dunia.

Mengacu data BPS Jateng, secara tahunan nilai ekspor Jateng pada Oktober 2015 mengalami penurunan sebesar 9,96% ketimbang periode sama tahun lalu yang dapat dilihat dari nilai yang semula US$ 483,50 juta menjadi US$ 435,33 juta.

Adapun, nilai ekspor menurut kelompok komoditas yang disajikan terdapat penurunan terbesar nilai ekspor pada Oktober 2015 terjadi pada komoditas Tekstil dan barang Tekstil yaitu sebesar US$14,72 juta (dari US$ 181,89 juta pada September 2015 menjadi US$167,16 juta pada Oktober 2015).

Untuk komoditas Kayu dan barang dari Kayu yang juga mengalami penurunan sebesar US$4,07 juta (dari US$ 90,66 juta pada September 2015 menjadi US$86,59 juta pada Oktober 2015).

“Belanja pemerintah akan naik, ekonomi Jateng 2016 juga bakal tumbuh,” terangnya kepada Bisnis, Jumat (18/12/2015).

Minot mengatakan investasi bisa meningkat karena didorong oleh besaran upah minimum kabupaten/ kota (UMK) lebih murah dibandingkan provinsi lain. Bahkan, UMK Jateng dinilai terendah di Indonesia.

Sektor infrastruktur juga akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jateng. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Jateng untuk tahun 2016 antara 5,2%-5,6% seiring dengan proyek infrastruktur yang mulai berjalan.

“Untuk UMKM padat karya, Jateng akan menjadi incaran, karena sudah tak bisa lagi di Jabodetabek. Mereka akan masuk Jateng. Hal itu akan mendorong mengurangi kemiskinan dan pengangguran," ujarnya.

Pengembangan ekonomi Jawa Tengah diarahkan untuk mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis potensi unggulan daerah dengan dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi ekonomi kerakyatan.

Implementasinya difokuskan pada peningkatan peran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik dan berorientasi ekspor, serta mengembangkan kewirausahaan untuk mendorong daya saing.

Kepala Bappeda Jateng Urip Sihabuddin menerangkan andalan Jateng selain ekspor yakni UMKM. Pihaknya mendorong UMKM untuk menghasilkan dua alternatif produk.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper