Bisnis.com, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada November tercatat defisit US$346,4 juta. Namun, secara total dari Januari hingga November masih surplus US$7,81 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan capaian ini dikarenakan ada dorongan impor pada November tapi tetap bisa tertutupi tren surplus 10 bulan ke belakang.
Ekspor pada bulan November 2015 tercatat US$11,16 miliar, turun 7,91% dibandingkan Oktober 2015. Sementara, dibandingkan periode sama tahun lalu, terjadi penurunan 17,58%.
Ekspor Januari-November 2015 tercatat US$138,42 miliar, turun 14,32% (year on year/ yoy). Dari jumlah tersebut, ekspor nonmigas mencapai US$121,08 miliar, turun 9,43% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Share terbesar masih pada lemak dan minyak hewani/nabati US$17,03 miliar serta bahan bakar mineral US$14,84 miliar," ujar Suryamin, Selasa (15/12/2015).
Pada saat yang bersamaan, nilai impor November 2015 mencapai US,51 miliar, naik 3,61% (mtm). Namun, capaian tersebut masih mencatatkan penurunan 18,03% (yoy).
Total impor Januari-November 2015 tercatat US$130,61 miliar, turun 20,24% dibandingkan tahun lalu. Adapun, impor nonmigas senilai US$107, 79 miliar, turun 12,84%.
Share impor terbesar yakni mesin dan peralatan mekanik US$20,36 miliar. Selain itu, ada pula mesin dan peralatan listrik US14,12 miliar.