Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, HONG KONG - Indonesia resmi menggandeng perusahaan raksasa aluminium asal China, Aluminium Corporation of China Limited atau Chinalco, untuk melakukan penghiliran industri tersebut di Indonesia.

Kerja sama dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara dua BUMN Indonesia PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dengan Chinalco untuk membangun pabrik smelter grade alumina (SGA).

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Hong Kong pada akhir pekan lalu yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Rini Soemarno mengatakan Chinalco dipilih karena merupakan industri alumunium terintegrasi dan merupakan perusahaan terbesar di China dan terbesar kedua di dunia

Menurut Rini, Indonesia harus memulai menghasilkan produk-produk akhir bauksit dan alumunium dan tidak lagi mengekspor bahan mentah sehingga diperlukan mitra yang berpengalaman untuk melakukan riset, investasi, dan pembangunan pabrik.

“Nota kesepahamannya nanti kita akan buat joint venture. Perusahaan patungan ini akan membangun pabrik pengolahan bauksit menjadi grade alumunia dan produk turunannya,” katanya  di sela-sela pertemuan dengan para buruh migran di Hong Kong dalam program Mandiri Sahabatku, Selasa (14/12/2015).

Rini mengatakan Indonesia punya bahan baku alumunium yang melimpah yaitu bauksit. Selama ini, Indonesia hanya mengekspor bauksit sebagai bahan mentah. Dengan kerja sama itu, diharapkan Indonesia tidak lagi mengekspor barang mentah, namun barang jadi dan hasil akhir.

Menurut Rini, pabrik yang akan dibangun nanti akan menghasilkan beberapa produk turunan alumunium yang masih impor, seperti kaleng minuman komponen mobil, bahkan  komponen pesawat.

“Kita juga membicarakan agar kerja sama bisa menghasilkan produk akhir tidak hanya SGA. Kalau hasil akhir kita buat. Nilai tambahnya bisa 100 kali lipat,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Aneka Tambang Tbk Tedy Badrujaman mengatakan dalam waktu 3 atau 6 bulan, pihaknya akan membuat studi kelayakan terlebih dahulu untuk mengetahui nilai investasi, komposisi saham, pembiayannya dan hal lainnya.

Pada tahun depan, pabrik SGA itu sudah bisa dibangun dan bisa beroperasi pada 2019 yang rencananya akan berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat. Pabrik pengolahan bauksit itu diperkirakan membutuhkan investasi US$1,8 miliar dengan kapasitas 2 juta ton per tahun.

Selain kerja sama pembangunan SGA, Chinalco juga menandatangani kerja sama dengan Inalum untuk membangun pabrik slab aluminium di di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.

PT Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium 250.000 ton aluminiumingot per tahun dan membutuhkan minimal 500.000 ton alumina. Inalum berencana meningkatkan kapasitas menjadi 500.000 ton pada 2020 sehingga dibutuhkan 1 juta ton alumina per tahun.

Sementara itu, Kementerian BUMN juga akan membuka kerja sama dengan beberapa perusahaan Jerman untuk pembangunan pabrik komponen otomotif atau mobil berbahan baku alumunium.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan dalam waktu dekat akan terbang ke Jerman untuk menemui calon investor yang tertarik berinvetasi di Tanah Air di sektor industri pengolahan komponen otomotif.

" Salah satu yang tertarik adalah Rheinmetall Land System, kita akan bicarakan rencana pembangunan komponen otomotif berbahan baku alumunium,” ujarnya. 

Dia mengatakan saat ini Rheinmetall Land tengah menjalin kerja sama dengan PT Pindad untuk memproduksi peralatan pertahanan dan keamanan. PT Pindad menggandeng Rheinmetall Land System untuk kerja sama "overhauling, upgrading, servicing, maintanance", dan modifikasi sejumlah kendaraan tempur TNI.

Kerja sama tersebut akan dilakukan ke beberapa produk kendaraan tempur seperti MBT Leopard 2 RI, Leopard 2 A4, AIFV Marder 1A3 RI, Gunnery/Driving Si.mulator, dan lain-lain.

"Namun, bisnis besar yang dijalankan perusahaan tersebut adalah juga komponen-komponen mobil yang telah banyak diekspor ke seluruh dunia," ungkap Rini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper