Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Kopi Jateng 2016 Diprediksi Merosot 40%

Produksi kopi dari Jawa Tengah bakal menurun hingga 40% atau sekitar 10.400 ton pada 2016 seiring dengan musim kemarau panjang yang melanda daerah setempat.

Bisnis.com, SEMARANG—Produksi kopi dari Jawa Tengah bakal menurun hingga 40% atau sekitar 10.400 ton pada 2016 seiring dengan musim kemarau panjang yang melanda daerah setempat.

Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah Moelyono Soesilo mengatakan hingga saat ini intensitas hujan belum begitu merata di sejumlah daerah, sehingga mengganggu pembuahan biji kopi yang semestinya sudah tercukupi kebutuhan air pada November tahun ini.

Dia mengakui El-Nino berkepanjangan sangat berpengaruh pada produksi kopi karena masa panen mundur dalam kurun dua sampai tiga bulan.

Data AEKI Jateng menyebutkan produksi kopi Jateng pada tahun ini mencapai 26.000 ton/tahun atau satu kali panen. Adapun, secara nasional produksi kopi menembus angka 690.000 ton/tahun.

Dari angka produksi kopi Jateng, katanya, ada penurunan 10.500 atau 40% dari total 26.000 ton. Menurutnya, penurunan produksi kopi di wilayah setempat lebih tinggi ketimbang produksi tingkat nasional diangka 25%.

“Hingga Desember ini, curah hujan masih di bawah rata-rata. Pembuahan pasti terganggu, pengaruhnya pada penurunan produksi kopi,” terangnya kepada Bisnis, Senin (7/12).

Menurutnya, produksi kopi di Indonesia tidak seimbang dengan konsumsi yang terus meningkat hampir 10% setiap tahun. Maka tidak heran, dia memperkirakan Indonesia bakal impor kopi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dia mengatakan stok kopi di tingkat petani saat ini nyaris tidak ada lantaran permintaan pasar luar negeri terus bertambah. Moelyono menyatakan peruntungan petani dan eksportir tidak sesuai harapan lantaran harga kopi dunia merosot.

“Walau pun harga dunia anjlok, harga kopi Indonesia masih teratas di bandingkan dengan negara lain. Jadi, dolar naik benar-benar ‘pahit’ bagi eksportir dan petani,” terangnya.

Ketua Gabungan Kelompok Petani Kopi Lereng Gunung Kelir Kabupaten Semarang Ngadiyanto menegaskan secara umum produksi kopi saat musim kemarau berkepanjangan bakal mempengaruhi datangnya musim panen pada tahun mendatang.

Kendati demikian, panen kopi diwilayahnya secara keseluruhan bisa menembus 1.100 ton per tahun. Adapun, panen kopi yang bisa dikelola oleh Gapoktan hanya 120 ton/tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper