Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ke Jepang, Jonan Bahas Lokasi Pengganti Pelabuhan Cilamaya

Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan pada Kamis (3/12/2015) - Jumat (4/12/2015) mengadakan kunjungan kerja ke Tokyo - Jepang dalam rangka pembahasan pembangunan pelabuhan alternatif pengganti lokasi Pelabuhan Cilamaya yang merupakan salah satu isu penting dalam program pemerintah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perhubungan RI, Ignasius Jonan pada Kamis (3/12/2015) - Jumat (4/12/2015) mengadakan kunjungan kerja ke Tokyo - Jepang dalam rangka pembahasan pembangunan pelabuhan alternatif pengganti lokasi Pelabuhan Cilamaya yang merupakan salah satu isu penting dalam program pemerintah.

Berdasarkan infromasi yang didapat dari Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Sabtu  (05/12/2015), Menteri Perhubungan RI mengadakan rangkaian pertemuan dengan beberapa pejabat dan tokoh penting di Jepang.

Tokoh tersebut antara lain Senior Vice President JICA Hideaki Domichi; Ketua JAPINDA, Yasuo Fukuda; Wamenlu (State Minister Foreign Affairs) Seiji Kihara; Menteri MLIT (Ministry of Land Infrastructure, Transport and Tourism) Keiichi Ishii; Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang, Toshihiro Nikai; Vice Chairman JR East Masaki Ogata; Senior Managing Director of JBIC Tadashi Maeda; Executive Vice President Mitsubishi Corporation Hiroshi Sakuma dan Special advisor PM Shinzo Abe di bidang infrastructure Izumi.

Dalam kunjuangan ini, Jonan juga membahas orientasi kerja sama dalam pembangunan jaringan jalur kereta api di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Dan Papua. 

Sebelumnya, Kemenhub menyatakan pemerintah akan melakukan penetapan lokasi pelabuhan baru pada akhir Desember dengan mempertimbangkan aspek beban biaya logistik.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby Reynolds Mamahit mengatakan wilayah pengganti tersebut dekat dengan area Subang, Jawa Barat.

Lokasi Cilamaya berjaraknya kurang 30km dari Pelabuhan Tanjung Priuk, sementara lokasi baru diperkirakan bergeser hingga 70km.

“Kami akan menggunakan studi yang lama dimana memang akan dilakukan studi lanjutan tetapi tidak banyak hanya menetapkan dari berbagai pilihan yang kemarin itu,” katanya September lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper