Bisnis.com, BANDUNG--Pengusaha pemilik CT Corp yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chairul Tanjung, menyampaikan prediksi atas perekonomian Indonesia pada tahun depan. Ia meninjau sisi pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan kurs rupiah.
CT memandang laju ekonomi Indonesia belum sepenuhnya akan terlepas dari tekanan ekonomi global akibat penguatan ekonomi Amerika dan pelemahan China. Sehingga meski dinilai akan ada perbaikan, angka pertumbuhannya tidak naik signifikan.
"Pemerintah memperkirakan pertumbuhan tahun depan sebesar 5,3%. Dari Bank Indonesia 5,2%-5,6%. Kalau [prediksi] dari saya, untuk 2016, tumbuh 5% plus minus 0,2%," kata CT saat menjadi keynote speaker dalam acara Economic Review & Outlook 2015-2016 yang diselenggarakan PWI dan Bank BJB, Kamis (3/12/2015) malam.
Dia memandang melemahnya perekonomian Indonesia tidak semata karena faktor eksternal yaitu krisis ekonomi global, tetapi juga dipengaruhi faktor internal atau ekonomi domestik yang masih bertumpu pada sektor ekspor komoditas dan konsumsi belanja rumah tangga.
Terkait belanja rumah tangga, tingkat inflasi yang merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi konsumsi rumah tangga, diprediksi Chairul Tanjung pada tahun depan akan terjaga dan tidak terlalu banyak perubahan.
"Tingkat inflasi menurut perkiraan saya akan berada pada level 5% plus minus 1%. Masyarakat masih akan berhati-hati untuk membelanjakan uangnya selain untuk kebutuhan pokok," sebutnya.
Menurut dia, tekanan inflasi akan berkurang, sehingga selanjutnya diharapkan Bank Indonesia berani menurunkan suku bunga untuk mendukung perekonomian Indonesia. "Khawatir AS melalui The Fed-nya menaikkan suku bunga, akan berpengaruh pada kebijakan Bank Indonesia."
Adapun untuk nilai mata uang rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang masih dipengaruhi penarikan dana investor asing untuk kembali ke negaranya, dia melihat rupiah masih akan bergerak pada level Rp14.000 plus minus Rp1.000 untuk per US$1.