Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Akui Kemajuan Industri Gula Indonesia

Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand, Porntip Siripanuwat mengagumi integrasi dan kemajuan industri gula yang ada di Indonesia, setelah melihat Pabrik Gula (PG) Gempolkrep milik PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) di Mojokerto, Jawa Timur.
Pabrik Gula/Antara
Pabrik Gula/Antara

Bisnis.com, SURABAYA -- Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand, Porntip Siripanuwat mengagumi integrasi dan kemajuan industri gula yang ada di Indonesia, setelah melihat Pabrik Gula (PG) Gempolkrep milik PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) di Mojokerto, Jawa Timur.

"Di sektor 'on farm' (budi daya) keberadaan pabrik gula di Indonesia juga cukup bagus apalagi bila sistem mekanisasi sudah penuh dilakukan oleh semua petani," ucap Porntip Siripanuwat, Jumat (27/11/2015), usai kunjungan tersebut.

Oleh karena itu, dia berharap seluruh industri gula di Indonesia bisa mengacu ke PG Gempolkrep yang sudah terintegrasi dengan pabrik bioetanol dari limbah tebu, sehingga bisa efisien dan menciptakan nilai tambah.

"Model yang ada di PG Gempolkrep juga menguntungkan petani, dan apabila industri sudah terintegrasi, pasti lebih punya nilai tambah. Ada baiknya model seperti itu diaplikasikan seluas mungkin di semua pabrik," ujar Porntip.

Sebelumnya, kedatangan Senior Expert Pergulaan Kementerian Perindustrian Thailand ke Indonesia bertujuan untuk menjalin kesepahaman terkait pengecualian penurunan tarif impor gula dalam kerangka "ASEAN Free Trade Agreement" (AFTA).

Delegasi industri gula Thailand ditemui Kasubdit Regional dan Multilateral Direktorat Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian, Okta Muchtar di Surabaya.

"Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat melakukan komunikasi intensif agar tercipta kesepahaman mengapa RI tetap ingin mempertahankan tarif impor gula," ucap Okta.

Okta menjelaskan Indonesia akan tetap berkomitmen memperjuangkan pengecualian penurunan tarif impor gula, sebab gula merupakan komoditas strategis yang berkaitan dengan nasib ratusan ribu orang, mulai petani tebu, karyawan pabrik, hingga mata rantainya.

"Jika tarif impor gula ikut dinolkan sebagaimana produk dan komoditas lain dalam AFTA, maka bisa dipastikan gula impor terutama dari Thailand akan semakin membanjiri pasar," tuturnya.

Okta menjelaskan, sebelumnya Indonesia dan Thailand telah melakukan tujuh kali pertemuan yang digelar bergantian di Indonesia dan Thailand, dan dari pertemuan itu diharapkan tumbuh saling pengertian di antara kedua negara terkait masalah tarif impor.

"Kami juga sangat berkepentingan agar petani lokal terlindungi. Di sisi lain Thailand membidik Indonesia sebagai pasar ekspor mereka," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper