Bisnis.com, PALEMBANG -- Perum Bulog Divre Sumsel Babel mulai menghentikan seluruh kontrak pengadaan beras untuk stok yang ada di beberapa gudang Bulog setempat. Hal tersebut sudah dilakukan sejak bulan lalu karena kenaikan harga beras di musim paceklik saat ini.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Miftahul Adha mengatakan, semua kontrak pengadaan beras saat ini dihentikan sementara karena harga pembelian pemerintah (HPP) sekarang cukup tinggi, yakni lebih dari Rp7.300 per kg untuk beras standar, dan Rp7.900 untuk beras komersil.
"Sampai akhir tahun nanti kemungkinan besar tidak ada pengadaan lagi karena HPP sekarang sudah tidak terbeli. Kondisi inilah yang membuat kami menghentikan pengadaan beras untuk sementara," ujarnya, Jumat (20/11/2015).
Selain HPP yang cukup tinggi, kata dia, kondisi cuaca yang tidak menentu juga menjadi salah satu penghambat. Meski sekarang Bulog sudah menghentikan pengadaan berasnya, ia menegaskan, stok yang ada saat ini masih cukup aman sampai awal 2016.
Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan stok pangan (beras).
"Beras kami aman stoknya hingga tiga bulan ke depan. Jadi Desember, Januari dan Februari dipastikan cukup," jelasnya.
Miftah menjelaskan, pihaknya menargetkan pengadaan beras tahun ini sebanyak 170.000 ton beras, yang mana komposisinya yakni 120.000 ton beras standar dan 50.000 ton beras komersil.
Namun, sambugnya, hingga sekarang pengadaan beras di Sumsel yakni 84.000 ton beras standar dan 36.000 ton beras komersial. "Totalnya baru 120.000 ton beras. Jadi memang kami tidak bisa mencapai target yang ada," jelasnya.
Miftah mengatakan, Bulog akan melakukan pengadaan beras kembali pada awal bulan tahun depan. Namun, semua itu masih akan dikaji kembali perlu tidaknya pengadaan beras, karena semua tergantung harga dan permintaan masyarakat.
"Sepertinya tahun depan target pengadaan beras masih akan sama dan kami harapkan bisa terpenuhi," jelasnya.