Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Beras Medium di Pasar Induk Menipis, Pemerintah Harus Waspada

Pengamat IPB Hermanto Siregar mengatakan Stok Beras Medium di Pasar Induk Menipis
Beras/JIBI-Dedi Gunawan
Beras/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -Pengamat pertanian IPB Hermanto Siregar mengatakan, dengan indikasi pasokan beras IR3 yang mulai menipis di pasar induk menunjukkan bahwa stok sudah berada pada lampu kuning, karena produksi dalam negeri kurang memadai. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa data produksi beras Indonesia tidak akurat.

Kendati beras premium belum menunjukkan penurunan pasokan, masalah yang dihadapi sebenarnya adalah daya beli masyarakat. Kalau pun, stok beras medium semakin langka, masyarakat mau tidak mau pasti membeli beras premium, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil.

Menurutnya, beras yang dibeli oleh pemerintah dari Vietnam dan Thailand harus segera dikirim ke Indonesia, mengingat pengapalan komoditas tersebut membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Yang dikhawatirkan adalah, satu bulan ke depan, stok akan semakin tipis dan harga semakin tinggi.

Selain itu, dengan konversi beras premium Bulog menjadi beraspublic service obligation(PSO), menurut Hermanto pemerintah harus segera melakukan operasi pasar. Namun, dengan catatan penyaluran beras tersebut harus betul-betul diberikan kepada tangan yang tepat, mengingat tambahan subsidi yang dikeluarkan pemerintah untuk konversi tersebut dilakukan dengan jumlah yang besar, sekitar Rp1,4 triliun.

Bulog sendiri berencana melakukan konversi sebanyak 500.000-700.000 ton. Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Bayu Krisnamurthi menilai, berapapun jumlahnya, hal tersebut akan sangat berguna. Mengingat hanya untuk kebutuhan beras sejahtera (rastra) saja Bulog butuh antara 260.000-280.000 ton/bulan.

Sehingga dengan perkiraan panen raya baru terjadi pada April nanti, maka setidaknya Bulog membutuhkan cadangan untuk rastra sebesar 1,1 juta-1,3 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk dengan kebutuhan operasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper