Bisnis.com, BANDUNG—PT Buton Aspal Nasional akan mengoperasikan pabrik penghasil aspal buton berkapasitas satu juta ton per tahun di Lawele, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Februari 2016.
Komisaris Utama PT Buton Aspal Nasional Achmad F. Fadillah mengatakan, rencananya pengoperasian pabrik tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi dari pemerintah untuk memprioritaskan pruduk dalam negeri.
Menurutnya, selama ini import aspal minyak nasional pertahun mencapai sekitar Rp20 triliun. Padahal, di Buton, Indonesia memiliki cadangan aspal alam sekurang-kurangnya 600 juta ton yang cukup untuk kebutuhan selama 200 tahun.
Keterbatasan teknologi selama ini menjadi penghambat minimnya pemanfaatan aspal lokal tersebut. Namun, kini teknologi dalam negeri sudah cukup mampu untuk mengolah bahan baku aspal buton dengan harga yang lebih murah daripada aspal minyak import.
“Ini sudah willing dari pemerintah, karena kita selama 32 tahun import terus dan makin tahun makin besar devisa kita yang tersedot. Kita ingin kurangi ketergantungan kita melalui produk substitusi,” katanya saat meninjau uji coba pemanfaatan aspal buton di KM 109 tol Cipularang, Kamis (12/11/2015).
Achmad mengatakan, sejak 2012, sudah ada empat pabrik aspal buton mereka yang beroperasi dengan kapasitas terbatas, yakni di Buton, Surabaya, Kudus, dan Kendari. Pabrik di Buton akan menjadi yang terbesar karena sumber bahan baku memang hanya ada di Buton.
Menurutnya, pembangunan pabrik akan dilakukan secara bertahap hingga lima tahun. Dengan demikian, kapasitas akhir dari pabrik di Buton nantinya mencapai lima juta ton per tahun. Pelan-pelan, industri aspal beton dalam negeri nantinya akan mampu mengganti sebagian besar produk aspal minyak impor.
Direktur Operasi PT Buton Aspal Nasional Mahmud mengatakan, aspal buton memiliki daya ikat dan titik lembek yang tinggi. Kualitasnya justru semakin meningkat seiring pertambahan beban jalan dan temperatur.
“Aspal buton ini sudah jutaan tahun bersama air di dalam tanah, dia tahan air, justru dengan media air malah tambah padat,” katanya.
Mahmud mengatakah, jejauh ini, aspal buton telah digunakan di sejumlah jalan provinsi dan kabupaten di wilayah Indonesia timur dengan beban lintasan ringan dan sedang. Uji coba di lintasan berat pun sudah dilakukan di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).