Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku logistik merasa terganggu akibat eror pada Sentralisasi Sistem Pelayanan dan Pengawasan atau Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) di seluruh pelabuhan sejak Minggu (8/11/2015).
Ketua DPP Asosisasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanari mengatakan terganggunya CEISA menyebabkan proses clearance baik ekspor dan impor molor 1,5 hari sampai dua hari.
Dia menuturkan proses clearance selama ini hanya berlangsung dalam waktu setengah hari. Sistem yang down ini telah terjadi berulang kali. Menurutnya, tak pernah ada keterangan resmi dari Kementerian Keuangan kepada pelaku logistik perihal penyebab gangguan.
“Kok tiap tahun selalu down, apa kita tidak punya sistem back up yang bisa lebih baik. Karena saya jarang mendengar, down itu di luar negeri tidak lebih dari satu hari hanya beberapa jam,” katanya, Selasa (10/11/2015).
Dia menilai pemerintah harus serius untuk mengintegrasikan sistem karena pada saat yang sama telah terjadi penurunan dwelling time yang diklaim oleh pemerintah. Sementara itu, Vice President Iron Bird Logistics Ian Sudiana menjelaskan gangguan akses pada CEISA menyebabkan pelaku bisnis tidak bisa mengklaim biaya apapun kepada konsumen maupun ke Kementerian Keuangan.
Hal itu berdampak pada beban biaya ekstra ke pemilik barang. Dia memperhitungkan sudah lebih dari 10 kali CEISA mengalami gangguan sejak implementasinya pada awal tahun. Risiko pembatalan order dari klien terus menghantui pelaku logistik ketika CEISA eror.
“Bayangkan kalau butuh barang untuk segera produksi dan ekspor, ada risiko delay. Kalau delay, risikonya biaya lagi bahkan terjelek ada pembatalan order,” ucapnya.