Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III, Produksi Manufaktur di Jabar Tumbuh 2,77%

Pertumbuhan produksi industri manufaktur sedang dan besar di Jawa Barat pada triwulan III/2015 naik 2,77% dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 2,32%.
Pekerja mengemas kaos sebelum dipasarkan, di industri garmen C59 Bandung, Jawa Barat.JIBI-Rachman
Pekerja mengemas kaos sebelum dipasarkan, di industri garmen C59 Bandung, Jawa Barat.JIBI-Rachman

Bisnis.com, BANDUNG—Pertumbuhan produksi industri manufaktur sedang dan besar di Jawa Barat pada triwulan III/2015 naik 2,77% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya 2,32%.

Adapun, produksi  industri manufaktur sedang dan besar secara y-o-y tumbuh sebesar 7,04%.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar Ruslan pertumbuhan produksi yang mengalami kenaikan tertinggi pada triwulan III/2015 terjadi pada industri pakaian jadi sebesar 1,94%.

"Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri karet, barang dari karet, dan sebesar 1,68%," ujarnya, Selasa (3/11/2015).

Dia melanjutkan pertumbuhan produksi industri manufaktur sedang dan besar ini secara nasional masih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,34%.

"Pertumbuhan produksi industri manufaktur di Jabar lebih rendah akibat perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Akan tetapi, jika paket kebijakan yang dirilis pemerintah berhasil pertumbuhan akan meningkat," ujarnya.

Ruslan menambahkan pertumbuhan produksi industri mikro kecil pada triwulan III/2015 turun sebesar 2,70% jika dibandingkan triwulan sebelumnya mencapai 4,40%.

Jenis industri mikro dan  kecil yang mengalami kenaikan tertinggi pada triwulan  III/2015 adalah industri mesin dan perlengkapan YTDL naik sebesar 13,88%.

"Sedangkan jenis industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan terbesar adalah industri logam dasar sebesar 15,54%," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menilai pertumbuhan produksi industri manufaktur sedang dan besar di Jabar belum sesuai ekspetasi yakni di atas 6%.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut masih rendah secara nasional sehingga harus kembali ditingkatkan ke depannya.

"Berarti banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah yang dikerjakan, salah satunya bagaimana pemerintah suatu regulasi atau infrastruktur yang memadai agar menanamkan investasi di bidang manufaktur," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper