Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi investasi sektor makanan minuman diproyeksi menyusut dari kinerja tahun lalu senilai Rp53,4 triliun akibat menyusutnya realisasi investasi asing hingga kuartal III/2015.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan investor asing tidak akan masuk jika polemik regulasi negara tujuan belum pasti. Selain itu, menurutnya, kondisi makro ekonomi dunia memengaruhi realisasi investasi masuk.
“Perbaikan kebijakan baru hadir menuju akhir tahun, itu juga belum semua diselesaikan. Kalau masalah energi, dan pengupahan sudah dibicarakan, soal kepastian sumber daya air belum ada solusinya,” tuturnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi makanan minuman dari penanaman modal asing (PMA) senilai US$1,161 miliar dengan realisasi 886 proyek, sementara penanaman modal dalam negeri tercatat Rp18,1 triliun dengan realisasi 628 proyek.
Tahun lalu, dari total realisasi investasi mamin senilai Rp53,4 triliun, kontribusi PMA senilai US$3,1 miliar, sementara PMDN senilai Rp19,6 triliun. Selain persoalan regulasi, menyusutnya investasi asing diakibatkan pemain besar mamin dunia telah banyak masuk ke Tanah Air.
Sebut saja, ekspansi bisnis Cargill, Coca Cola Company, maupun Asahi Indofood. “Kalau PMDN melihat investasi mamin masing sangat potensial. Kalau yang asing diproyeksi produsen yang tidak besar masih banyak yang masuk,” katanya.