Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketahanan Energi: Pemerintah Didorong Bangun Kilang Minyak Baru

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Riau mendorong pemerintah segera merealisasikan program ketahanan energi nasional, salah satunya dengan membangun kilang minyak baru.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PEKANBARU – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Riau mendorong pemerintah segera merealisasikan program ketahanan energi nasional, salah satunya dengan membangun kilang minyak baru.

Ketua Dewan Pengurus Provinsi Apindo Riau Wijatmoko Rah Trisno mengatakan setelah setahun pemerintahan Jokowi – JK, sudah saatnya negara melaksanakan program kemandirian energi yang dijanjikan saat pemilu presiden.

“Salah satu janji pemerintah dalam lima tahun pemerintahannya adalah mewujudkan kemandirian energi sehingga tidak lagi bergantung pada impor bahan bakar minyak atau gas,” kata Wijatmoko kepada Bisnis, Selasa (20/10/2015).

Kemandirian energi tersebut kata Wijatmoko salah satunya dapat diwujudkan dengan membangun kilang minyak baru di tanah air, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi nasional yang mencapai 1,5 juta barrel per hari (bph) di mana sekitar 850.000 barrelnya didatangkan dari luar negeri atau impor.

Bila pemerintah tidak segera membangun kilang minyak, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami krisis energi dan tentunya berdampak buruk bagi iklim perekonomian nasional.

“Pembangunan kilang minyak memang sudah harus digesa untuk mewujudkan kemandirian energi ini, sehingga jelas akan mengurangi ketergantungan Indonesia dari impor bahan bakar minyak (bbm)," ujarnya.

Selain itu dia juga meminta pemerintah untuk konsisten mendorong pengembangan biofuel yang sempat digadang-gadang sebagai salah satu bahan bakar alternatif.

Menurut Wijatmoko, pemerintah harus kembali fokus mendorong pengembangan biofuel yang saat ini cenderung stagnan, agar dapat meningkat dan memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku usahanya.

Sebelumnya Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli mengatakan sangat mendukung pembangunan kilang minyak oleh Pertamina tetapi tidak mendukung pembangunan storage dan pipanisasi bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Rizal, pembangunan storage dan pipanisasi BBM merupakan pemborosan, karena untuk membangun storage saja membutuhkan investasi sekitar US$2,4 miliar. Dia mengatakan, yang dibutuhkan adalah kilang minyak.

Rizal juga menganggap pembangunan tangki penyimpanan bukan sebagai prioritas. Pasalnya, sebagian besar bahan bakar minyak yang digunakan untuk mengisi tangki penyimpanan itu diperoleh melalui impor, sehingga membebani perusahaan. Karena itu, dia lebih mendukung Pertamina membangun kilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper