Bisnis.com, Jakarta - Pengusaha angkutan barang mendesak pemerintah segera mengeluarkan kebijakan penggunaan bahan bakar gas (BBG) sebagai bentuk efisiensi dan mendukung implementasi green logistics.
Wakil Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto mengatakan pemanfaatan gas sebagai bahan bakar dapat menghemat 30% dibandingkankan dengan dengan bahan bakar minyak.
"Sudah dari lama, sudah sangat urgensi. Mesinnya juga bersih. Yang tidak mampu diurgensikan oleh pengusaha adalah biaya konverternya," katanya, Rabu (14/10/2015).
Penggunaan BBG untuk mendukung logistik, paparnya, sudah diwacanakan sejak lama oleh pemerintah namun belum pernah serius untuk direalisasikan. Padahal, dia meyakini pemerintah bisa memaksa penerapan gas pada kendaraan bermotor seperti halnya kebijakan konversi minyak tanah ke tabung gas ukuran 3 kg.
Soal stasiun pengisian bahan bakar, Sugi menuturkan penempatan stasiun gas bisa berbarengan dengan stasiun pengisian yang telah tersedia. Selain itu, dukungan regulasi seperti penerapan tarif mahal bagi kendaraan yang masih menggunakan minyak saat uji kir.
"Angkutan barang yang tidak pakai gas, kirnya dinaikkan 100 kali lipat, sekarang [misalnya] Rp500.000 menjadi Rp50 juta. Kalau kaya gitu orang pasti pada ganti [pakai gas]."