Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEKTOR PROPERTI: Indonesia Masih Dilrik Investor Asing

Konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan minat investor asing melihat peluang berinvestasi di sektor properti di Indonesia masih tinggi.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan minat investor asing melihat peluang berinvestasi di sektor properti di Indonesia masih tinggi.

"Minat investor asing itu masih tinggi ditandai dengan banyak investor asing yang mencari peluang untuk investasi properti di Indonesia baik melalui kerja sama maupun pembelian langsung," kata Country Head JLL Indonesia Todd Lauchlan di Jakarta.

Menurut dia, mayoritas investor berasal dari sejumlah negara di Asia seperti Jepang, China, Singapura dan Malaysia. Namun, para pengembang lokal juga memanfaatkan peluang itu untuk mengambil momentum yang tepat.

Sebelumnya, Indonesia Property Watch (IPW) mengingatkan pemerintah agar fokus pada pengembangan perumahan menengah dan bawah yang dinilai bisa menyelamatkan sektor properti yang mengalami penurunan penjualan pada 2015.

"Perumahan segmen menengah dan bawah dapat menjadi penyelamat dalam menahan kondisi pasar perumahan agar tidak terjun bebas," kata Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda.

Oleh sebab itu, pemerintah dapat mempercepat program pembangunan sejuta rumah yang dipersiapkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah di berbagai daerah.

Percepatan tersebut, lanjut dia, dapat dilakukan dengan memperbanyak sumber dana yang harus disiapkan, mengingat dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp5,1 triliun untuk membiayai 68.000 unit rumah telah habis terpakai per Juli 2015, sedangkan permintaan masih cukup banyak.

"Selain itu, aturan uang muka sebesar 1% belum sepenuhnya dapat terlaksana di lapangan dengan berbagai syarat yang ditetapkan," katanya.

Ia memaparkan kondisi ekonomi saat ini membuat konsumen perumahan, baik segmen menengah-atas atau segmen menengah-bawah turut melakukan aksi penundaan pembelian rumah.

Pemantauan yang dilakukan IPW di beberapa lokasi bahkan terjadi diskon harga rumah hampir mencapai 30%. Namun, hal tersebut tidak dapat mengerek penjualan.

"Meskipun hal ini tidak dapat menggambarkan kondisi pasar perumahan secara umum, tetapi fenomena ini harus disikapi dengan serius oleh pemerintah untuk menghindari keterpurukan pasar perumahan secara nasional lebih dalam lagi," ucapnya.

Sementara itu, Associate Director Colliers International (konsultan properti) Ferry Salanto menyatakan wacana kebijakan kepemilikan asing terhadap apartemen yang berharga Rp10 miliar ke atas diperkirakan hanya bakal berdampak kecil kepada sektor properti secara keseluruhan.

"Isu kepemilikan asing masih belum jelas, yang diusulkan pemerintah properti di atas Rp10 miliar," kata Ferry Salanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Menurut Ferry, bila memang akan diaplikasikan batasan Rp10 miliar ke atas untuk apartemen yang boleh dimiliki asing, maka hal itu hanya berdampak kecil karena apartemen dengan batasan itu hanya sekitar satu persen dari seluruh properti apartemen yang ada di Jakarta. "Efeknya hanya akan terdampak pada 1 persen apartemen di Jakarta," katanya.

Pada saat ini saja, ujar dia, pihak pengembang telah menerapkan sejumlah cara agar dapat menawarkan harga yang lebih tinggi seperti menawarkan apartemen dengan "semi-furnished" (sudah diisi sejumlah perabot).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper