Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pengusaha berharap berbagai paket kebijakan ekonomi dari pemerintah agar memprioritaskan perlindungan bagi sektor usaha di dalam negeri, serta meningkatkan daya beli dan investasi.
Ketua Apindo Kota Cimahi Roy Sunarya menilai peningkatan kembali gairah bisnis di dalam negeri tidak cukup dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, tapi paling penting adalah komitmen dari semua pihak untuk berubah.
"Sekarang ini dari pada sibuk mencari kesalahan pemerintah, lebih baik masing-masing kita juga ikut berubah salah satunya dengan mengikuti berbagai arah kebijakan tersebut," ujarnya, Kamis (8/10/2015).
Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid III di antaranya mengatur soal tarif listrik untuk pelanggan industri I3 dan I4 akan turun mengikuti turunnya harga minyak bumi (automatic tariff adjustment).
Diskon tarif hingga 30% untuk pemakaian listrik mulai tengah malam pukul 23.00 hingga pagi hari pukul 08.00 sebagai beban terendah dalam sistem ketenagalistrikan.
Fasilitas lainnya berupa penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 60% dari tagihan selama setahun dan melunasi 40% sisanya secara angsuran pada bulan ke-13, khusus untuk industri padat karya.
Menurutnya, masalah perekonomian saat ini adalah melemahnya daya beli disertai dengan perlambatan ekonomi di hampir semua sektor.
Kondisi tersebut membuat barang produksi hanya sedikit yang diserap pasar sehingga sebagian perusahaan mengurangi atau menghentikan sementara produksinya.
"Pasar itu agak turun, sedangkan stok barang di perusahaan juga banyak karena daya belinya melemah," tutur dia.
Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menyatakan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan harus benar-benar bisa memacu investasi, salah satunya realisasi perizinan online dengan tujuan memangkas birokrasi.
"Perizinan online juga harus menjamin terbebas dari segala jenis pungutan liar agar investor nyaman dan mudah mengurus berbagai persyaratan."
Sementara itu, sekali pun perekonomian nasional melambat, realisasi investasi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diklaim meningkat di mana hingga saat ini sudah menyerap hingga Rp14 triliun.
Kepala Badan Penanaman Modal Perizinan dan Pelayanan Terpadu (BPMPPT) KBB Rakhmat mengatakan saat ini di Bandung Barat terdapat 57 investor asing dan 53 investor dalam negeri dengan pertumbuhan investasi rerata 5% per tahun.