Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia memproyeksi kenaikan nilai ekspor hingga 100% apabila Presiden Joko Widodo segera merealisasikan perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) Indonesia dengan Uni Eropa.
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan upaya membuka pasar luar negeri yang sedang digarap Presiden Jokowi merupakan angin segar bagi industri tekstil nasional.
"Tentu itu berita bahagia bagi kami untuk merencanakan ekspansi perluasan ke luar negeri yang tentunya disambut teman-teman industtri untuk adanya free trade dengan UE maupun dengan Turki," kata Ade di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (7/10/2015).
FTA itu diproyeksi dapat mendongkrak ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia sebesar 100% dalam lima tahun ke depan.
"Naik 100% bisa dalam kurun lima tahun, 100%-200% itu suatu hal yang gampang," ujarnya.
Dalam pertemuan dengan jajaran pengurus API, lanjut Ade, Presiden Jokowi menyanggupi untuk segera menjalin FTA dengan 27 negara anggota Uni Eropa.
Namun, Jokowi tidak mengungkap target FTA Indonesia-UE akan ditandatangani. "Setelah diumumkan, kami akan investasi besar-besaran," imbuhnya.
Investasi besar-besaran dilakukan seiring besarnya potensi pasar UE yang memiliki 250 juta penduduk dengan pendapatan per kapita mendekati US$50.000.
API optimistis dengan FTA Indonesia-Uni Eropa, pangsa pasar produk TPT asal Indonesia dapat naik dari 14% menjadi sekitar 25%-30%.
"Kita baru 14%, sedangkan Vietnam sudah 25%, Bangladesh 25%. Kita masih kecil, dengan FTA kemungkinan menjadi 25% atau 30%," pungkasnya.