Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbar Deflasi, Harga Diyakini Bakal Stabil

Harga kebutuhan pokok di Sumatra Barat diyakini bakal lebih stabil menyusul deflasi di Kota Padang 0,49% dan Bukittinggi 0,73% per September tahun ini. Kedua kota itu merupakan barometer pergerakan ekonomi Sumbar.
Harga daging sapi turun dibandingkan saat Ramadhan./Antara
Harga daging sapi turun dibandingkan saat Ramadhan./Antara

Bisnis.com, PADANG- Harga kebutuhan pokok di Sumatra Barat diyakini bakal lebih stabil, menyusul deflasi di Kota Padang 0,49% dan Bukittinggi 0,73% per September tahun ini.

Kedua kota itu merupakan barometer pergerakan ekonomi Sumbar.Kepala Divisi Asesmen dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Sumatra Barat Bimo Epyanto menilai deflasi disebabkan penurunan harga daging yang melambung tinggi saat Lebaran, harga cabai yang pasokan melimpah, serta penurunan tariff angkutan udara karena kebijakan tarif batas bawah.

"Semoga berdampak terhadap makin stabilnya harga kebutuhan pokok di masyarakat. Setidaknya sudah turun dari kondisi saat Lebaran," katanya kepada Bisnis.com.

Dengan deflasi per September 2015 setelah beberapa bulan selalu mengalami inflasi, Bimo berharap inflasi di akhir tahun bisa lebih terkendali.

Namun, dia mengatakan mesti tetap diwaspadai penurunan sejumlah harga bukan karena daya beli masyarakat yang turun.

Selain mencatatkan deflasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar juga merekam laju inflasi kalender Kota Padang sampai September negatif atau deflasi 0,95% dan Kota Bukittinggi 0,55%. Sedangkan inflasi tahunan (yoy) Padang 6,42% dan Bukittinggi 5%.

Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri menuturkan deflasi di dua kota itu disebabkan penurunan indeks pada dua kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan yang deflasi 2,38%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,65%.

Sisanya masih mengalami inflasi, tetapi tidak besar. Sehingga, secara keseluruhan inflasi Kota Padang dan Bukittinggi masih terkendali, katanya.Dia menyebutkan penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan signifikan sejak Ramadan dan Lebaran lalu mendorong terjadinya deflasi di daerah itu.

Di Bukittinggi misalnya, deflasi terjadi karena penurunan tiga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi paling tinggi 3,50%, kelompok perumahan, listrik, air dan gas deflasi 0,25%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,06%.Yomin meyakini dengan penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok yang sempat melambung akan membuat harga-harga di pasaran menjadi lebih terkendali, sehingga inflasi Sumatra Barat yang selalu dua digit dalam dua tahun terakhir juga bisa diredam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper