Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Kopi Harus Dilakukan

Pengusaha kopi dalam negeri meminta pemerintah mengeluarkan program yang mendorong peningkatan nilai tambah komoditas kopi melalui hilirisasi di dalam negeri sebelum diekspor ke sejumlah negara.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha kopi dalam negeri meminta pemerintah mengeluarkan program yang mendorong peningkatan nilai tambah komoditas kopi melalui hilirisasi di dalam negeri sebelum diekspor ke sejumlah negara.

Saimi Saleh, Wakil Ketua Umum I Asosiasi Eksportir & Industri Kopi Indonesia (AEKI), mengatakan kopi Indonesia memiliki kualitas terbaik di dunia, namun, mayoritas petani kopi selama ini mengekspor dalam bentuk mentah atau biji kopi.

“Saat ini ekspor produk kopi olahan sudah mulai meningkat, namun, masih dalam bentuk instan, untuk kopi yang bersifat spesial belum banyak. Kami harap dengan adanya pembinaan dari Kemenperin ekspor produk jadi semakin banyak,” tuturnya, Kamis (1/10/2015).

Saat ini, lanjutnya, dengan potensi lahan perkebunan kopi yang sangat besar, peningkatan produktivitas perkebunan di Indonesia diperlukan guna menutupi kekurangan produksi kopi dunia. Data asosiasi menunjukkan luas lahan kopi di Indonesia mencapai 1,24 juta hektare.

Dari total tersebut, luas perkebunan kopi jenis robusta mencapai 933.000 ha dan jenis arabika mencapai 307.000 ha. Dari jumlah tersebut, produktivitas tanaman kopi di Indonesia hanya 741 kg biji per hektare per tahun untuk robusta dan 808 kg biji per hektare per tahun untuk arabika.

Produktivitas tanaman kopi di Indonesia lebih sedikit jika dibandingkan dengan Vietnam yang mampu mencapai 1.500 kg per ha per tahun per jenis pohon. Dengan demikian, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar ketiga dunia setelah Brazil dan Vietnam.

Produksi kopi Indonesia pada tahun lalu tercatat sebesar 685.000 ton atau hanya 8,9% dari produksi kopi dunia. Dari jumlah tersebut, 76,7% merupakan jenis robusta dan 23,3% berjenis arabika.

“Kendati ekspor kopi didominasi dalam bentuk biji, tetapi dalam lima tahun terakhir produksi kopi dengan kualitas bagus meningkat hingga 20%, di sisi lain produksi kopi kualitas kurang baik terus berkurang,” katanya.

Data menunjukkan ekspor produk kopi olahan pada tahun lalu tercatat mencapai US$332,24 juta atau meningkat 9,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$302,12 juta. Ekspor kopi tersebar ke sejumlah negara seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, China, dan Uni Emirat Arab.

Saat ini, kopi menjadi komoditas ekspor unggulan keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao dengan nilai devisa lebih dari US$1,4 miliar serta menghasilkan lapangan kerja untuk 1,89 juta kepala keluarga.

Kendati demikian, di sisi lain impor produk kopi pada tahun lalu cukup tinggi, mencapai US$102,71, meningkat 0,18% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$102,52 juta. Negara asal impor terbesar adalah Malaysia, Brazil, India, Vietnam, Italia dan Amerika Serikat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper