Bisnis.com, JAKARTA - Dari enam alternatif lokasi yang dikumpulkan, Kementerian Perhubungan telah mengantongi satu lokasi yang potensial untuk mengantikan pelabuhan baru di Cilamaya. Lokasi potensial tersebut adalah Patimban, Pamanukan, Jawa Barat.
Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono mengatakan lokasi pemindahan Cilamaya mungkin sekitar Pamanukan dan akan segera mengumumkan lokasi tersebut pada Desember tahun ini.
“Paling potensial Patimban, Pamanukan sekitar situ. Pihak Pemda Subang sudah membebaskan tanahnya,” ungkapnya setelah rapat Satgas Dwelling Time, Rabu (23/09/2015).
Tonny mengatakan pihak pemerintah setempat sudah setuju sekali dan Kemenhub sudah mengadakan rapat mengenai lokasi ini minggu lalu.
Dari lokasi tersebut, Kemenhub akan melihat akses jalan dan akses rel kereta api, sehingga bisa sistem multimoda di pelabuhan yang akan dikembangkan ini bisa berjalan.
Patimban bukanlah lahan kosong layaknya Cilamaya di mana Indonesia bisa membangun pelabuhan baru. Di wilayah ini sudah terdapat pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) milik Kemenhub.
“Patimban itu di sana ada existing dermaga. Ada milik Kementerian Perhubungan,” kata Tonny.
Dalam pemilihan lokasi ini, Tonny mengatakan Kemenhub sangat berhati-hati. Menurut Tonny, area offshore di Patimban, Pamanukan, tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan Cilamaya.
“Di sekitar Pamanukan. Ada enam pilihan tetapi kita perhitungkan jangan sampai kejadian seperti Cilamaya di mana di depannya ada offshore. Kita cari yang terkecil,” tegasnya.
Selain itu, modal untuk pengerukan kedalaman kolam tidak besar karena dalamnya sudah mencapai 10 meter. Rencananya, kedalaman yang diperlukan mencapai 14 meter agar kapal besar bisa melakukan lalu lintas di lokasi tersebut.
Dari enam pilihan lokasi alternatif penganti Cilamaya, dia memaparkan beberapa di antaranya a.l. Bekasi, Cirebon dan Pamanukan.
Tonny menambahkan pilihan wilayah ini nantinya akan kita laporkan kepada Presiden, sehingga beliau bisa membuat Perpres pembangunannya. “Kita tidak mau kejadian seperti Cilamaya. Perpes sudah keluar, ternyata dibatalkan.” Tutupnya.