Bisnis.com, MANADO--Kementerian Perhubungan menargetkan mampu merampungkan tahap detail engineering design (DED) dan analisa dampak lingkungan pembangunan kereta api Manado-Bitung pada akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan pembebasan lahan akan segera dilakukan pada tahun depan.
“Pembebasan lahan memang menjadi kendala utama dari setiap pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia. Tetapi, dengan adanya UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan bantuan pemerintah daerah setempat, saya rasa ini bisa segera selesai,” katanya di Manado, Minggu (20/9/2015).
Pada tahun 2017, dirinya juga memprediksi pembangunan jalur kereta api Manado-Bitung bisa segera dilaksanakan.
Kendati demikian, detil rencana pembiayaan belum bisa dihitung karena saat ini pihaknya sedang menyelesaikan tahapan DED dan analisa dampak lingkungan.
Tidak hanya itu, Hermanto mengungkapkan Kemenhub sedang mengkaji tiga rute alternatif kereta api Manado-Bitung mulai dari jalur selatan, tengah, hingga utara.
Dari hasil studi terdapat tiga alternatif trase yakni Manado – Airmadidi – Bitung (42 km), Manado – Tawalaan – Dimembe – Bitung (41 km), dan Manado – Likupang – Bitung (77 km).
“Ada perubahan memang karena jalurnya sebisa mungkin tidak beriringan dengan jalu tol Manado-Bitung. Prioritasnya memang diperuntukkan bagi kereta barang, tetapi jika rel sudah dibangun, kereta penumpang juga dimungkinkan,” ungkapnya.
Hermanto menjelaskan pembangunan kereta api Manado-Bitung diproyeksikan selesai pada 2019. Untuk itu, Hermanto mengharapkan kerja sama pemerintah daerah setempat untuk membantu proses pengadaan lahan.
Seperti diketahui, pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi prioritas RPJMN 2015-2019. Jalur kereta api yang melintasi Makassar-Parepare merupakan pembangunan tahap pertama Trans Sulawesi.
Pembangunan itu diestimasi bakal menelan anggaran hingga Rp9,65 triliun dengan panjang trase sekitar 145 kilometer.
Estimasi itu meliputi pendanaan pembebasan lahan, pembangunan sarana kereta api, fasilitas penunjang serta pengadaan sarana meliputi lokomotif, gerbong dan kereta.
Pemerintah pusat juga telah mengalokasikan APBN sebesar Rp261 miliar untuk pembangunan badan jalur kereta api sepanjang 30 kilometer di Barru.
Untuk tahap awal, rel kereta api lintas Makassar-Parepare dibangun single track dengan persiapan jalur ganda (double track).