Bisnis.com, PADANG-- Pemerintah mengajukan anggaran Rp200 miliar melalui APBN 2016 untuk pembiayaan program Toko Tani Indonesia (TTI) yang digagas pemerintah untuk mengendalikan gejolak harga.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, meyakini anggaran tersebut cukup untuk memfasilitasi pembangunan 1.000 unit toko tani di seluruh Tanah Air.
" Kami targetkan tahun depan 1.000 toko bisa dibuka. Tujuannya memang untuk memutus rantai pasokan, sehingga harga lebih terkendali," katanya, Selasa (15/9/2015).
Menurutnya, program toko tani tersebut diprioritaskan untuk kota-kota dengan gejolak harga terbilang tinggi. Toko itu akan menjual komoditas pokok seperti beras, cabai, bawang merah, gula, minyak goreng, hingga tepung terigu.
Adapun, sebagai pemasok pemerintah menggandeng Perum Bulog. Intinya, kata Amran, operasi pasar yang selama ini dilakukan Bulog dialihkan dalam bentuk Toko Tani yang beroperasi sepanjang tahun.
Amran menuturkan, selama ini rantai pasokan komoditas pokok seperti cabai merah dan bawang merah bisa mencapai 8 titik. Rata-rata pengepul di satu titik mengambil keuntungan hingga 30%, sehingga kenaikan harga di pasaran dibandingkan harga tingkat petani bisa mencapai 500%.
Dia mencontohkan, saat sidak harga bawang di Brebes, Jawa Tengah ditemukan harga di tingkat petani hanya Rp8.000 per kilogram, namun harga bawang di Jakarta sudah melonjak menjadi Rp36.000 per kilogram.
"Ini [harga mahal] kan tidak dinikmati petani, harga naik tapi di tingkat petani segitu saja." katanya.
Amran menilai kehadiran toko tani yang menjual kebutuhan pokok penyebab inflasi bisa menekan gejolak harga di pasaran. Sekaligus, meningkatkan daya tawar produk pertanian yang berujung kesejahteraan masyarakat.