Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberi sinyal pada Pusat agar rencana mencari pelabuhan pengganti Cilamaya di Utara tidak perlu berlanjut.
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan rencana Pelindo II membangun kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) dan mengembangkan Pelabuhan Cirebon sudah cukup bagi Utara Jabar. Menurutnya dua pelabuhan tersebut sama-sama berkapasitas besar. “Tidak perlu lagi ada pelabuhan ketiga yang sama besarnya,” katanya, Rabu (9/9/2015).
Menurutnya, CBL yang akan dibangun pada November 2015 sudah mampu mengatasi lalu lintas logistik di wilayah kawasan Industri Bekasi. Jika dikembangkan lagi sampai Cikampek, urusan logistik di kawasan tersebut pun bisa teratasi.
Sementara itu, pelabuhan besar di Cirebon membuat layanan kargo di wilayah perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat bisa terlayani.
Begitupula jika kargo dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati ke depan bisa terkoneksi dengan Pelabuhan di Cirebon dengan adanya Tol Cikopo-Palimanan. “Kalau pelabuhan pengganti Cilamaya, apa mungkin 10 tahun selesai pelabuhan baru?” ujarnya.
Wagub menilai untuk mempercepat arus barang dan transportasi pelabuhan CBL dan Cirebon bisa mempersingkat dan mempermurah biaya. Menurutnya, untuk CBL saja dengan kecepatan tongkang satu jam sudah di laut dan Priok terlihat. “Coba kalau naik truk, satu jam saja baru keluar Tol Cikarang,” paparnya.
Jika saat ini pihak Kemenko Perekonomian melakukan studi pelabuhan pengganti Cilamaya di Subang dan Indramayu, pihaknya mempersilahkan.
Namun, jika lokasi pengganti sudah didapatkan, Wagub mempertanyakan apakah pembangunannya akan cepat selesai. “Saya sudah minta untuk CBL diperpanjang sampai ke Cikampek, kenapa tidak sekalian diperpanjang sampai Subang saja?”
Menurutnya dalam 5 tahun setelah lokasi ditemukan, pembangunan belum tentu selesai. Apalagi saat ini pendanaan tersebut belum jelas. Dari penjelasan Pelindo II, untuk CBL yang butuh dana sekitar Rp3 triliun saja, BUMN tersebut merogoh koceknya sendiri. “Kalau Pelindo sudah besar, tidak boleh ada pelabuhan besar yang berdekatan, itu bahaya dan tidak feasibel,” ujarnya.
Kepala Bappeda Jabar Denny Juanda mengatakan pihaknya sudah menerima sejumlah informasi dari tim Kemenko yang tengah mensurvei lokasi pengganti Cilamaya. Selain itu, Dirjen Perhubungan Laut berencana membentuk tim kecil untuk membentuk masukan dan menentukan titik mana yang bisa menjadi lokasi pengganti.
Survei dilakukan dari mulai ujung Barat Cilamaya, Karawang hingga perbatasan Cirebon-Indramayu. Paling tidak sudah ada sembilan lokasi altenatif yang dihasilkan oleh tim, namun Denny mendapat informasi jika skala pelabuhan ini tetap besar seperti Cilamaya.
Proses selanjutnya tim kecil akan bergabung sejumlah pihak, seperti Bappeda dan Dishub Jabar. Menurutnya akan ada surat keputusan yang meminta pihaknya untuk bergabung dalam tim tersebut. “Saya belum mendapat SK-nya. Tapi nanti akan ada steering comitte dalam tim ini,” ujarnya.